foto: Thinkstock
Sebugar-bugarnya tubuh dan pikiran manusia, jika diberi kesempatan untuk istirahat maka akan mengalami stres secara fisik maupun psikologis. Berbagai penelitian telah membuktikan, kortisol atau stres adalah salah satu pemicu serangan jantung.
Penelitian terbaru yang dilakukan di University College London mengungkap, karyawan yang setiap hari bekerja lebih dari 11 jam lebih rentan mengalami serangan jantung. Risikonya sekitar 67 persen lebih tinggi dibandingkan karyawan yang bekerja 7-8 jam/hari.
Kesimpulan itu diperoleh setelah para peneliti melakukan pengamatan terhadap 7.000 pegawai negeri sipil di London. Dalam pengamatan yang dilakukan selama 11 tahun tersebut, 192 orang mengalami serangan jantung dan sebagian besar karena bekerja lebih dari 11 jam/hari.
Indeks massa tubuh (IMT), usia, tekanan darah dan kadar kolesterol memang mempengaruhi risiko serangan jantung. Namun stres akibat kerja lembur bisa meningkatkan risikonya sebesar 5 persen dan diperkirakan memicu serangan jantung pada 6.000 orang/tahun di seluruh dunia.
"Temuan ini masih perlu diteliti lebih lanjut untuk memastikannya, namun ini bisa menjadi peringatan bagi yang sering kerja lembur terutama yang sudah punya faktor risiko lainnya," ungkap Prof Mika Kivimaki yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/4/2011).
Sama seperti di Indonesia, sebagian besar perusahaan di Inggris mempekerjakan karyawannya selama 7-8 jam/hari. Bila karyawan diperkerjakan lebih dari 11 jam/hari, disadari atau tidak kadar kortisol alias hormon stres bisa meningkat dan menjadi faktor risiko serangan jantung.