Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar 55 persen orang berusia 75-85 tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak.
Tapi bukan berarti katarak tak bisa terjadi pada anak-anak, meski sangat jarang. American Association for Pediatric Ophthalmology and Strabismus (AAPOS) melaporkan bahwa tiga dari 100.000 anak memiliki katarak.
Katarak menghambat penglihatan dengan menghalangi jalan cahaya ke retina (struktur belakang mata yang mengirim pesan visual ke otak).
Katarak pada bayi dan anak-anak, yang disebut katarak kongenital, menyebabkan pengembangan penglihatan abnormal yang dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan permanen bila tidak diobati secepat mungkin.
Seperti dilansir dari Ehow, penyebab terjadinya katarak pada anak adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan gestational
Katarak dapat terbentuk selama kehamilan (periode embrio dalam rahim ibu) karena suatu kelainan dalam pengembangan lensa. Abnormalitas tersebut dapat terjadi tanpa sebab tertentu, dan lebih mungkin terjadi pada bayi prematur.
2. Genetik
Kelainan pada lensa mata alami anak-anak mungkin merupakan gejala dari kondisi herediter (turunan) yang secara langsung berkaitan dengan mata dan pengembangan penglihatan, atau terjadi bersama dengan gejala kondisi medis lain.
3. Janin vaskular persisten
Janin vaskular persisten adalah kondisi yang berhubungan dengan katarak bayi. Dalam perkembangan indera penglihatan, pembuluh darah mengalir dari saraf optik (belakang mata) ke lensa untuk memasok nutrisi. Kerusakan dari pembuluh darah selama perkembangan dapat menyebabkan katarak di bagian belakang lensa.
4. Trauma cedera
Trauma cedera dapat menyebabkan pembentukan katarak. Katarak traumatik adalah hasil dari masuknya benda asing yang kuat, keras, tumpul, baik yang dapat merusak lensa dan menyebabkan pembentukan katarak segera setelah cedera, atau beberapa bulan sampai bertahun-tahun setelah cedera.
- Karakter Kartun Membuat Anak Doyan Makan Junk Food...
- Jangan Kompres Anak Demam dengan Air Es
- Tes Darah Bisa Deteksi Sindrom Down Bayi di Dalam ...
- Pemberian Vaksin Gabungan pada Balita Picu Kejang ...
- Vaksin Balita di Indonesia Aman
- Tantrum, Saat Emosi Anak Meledak dan Tak Terkontro...
- Mencegah Sakit Pinggang Saat Hamil
- Usia Pubertas Ibu Pengaruhi Ukuran Tubuh Anak