Senin, 25 April 2011

Benarkah Minum Kopi Cegah Kejang-kejang pada Balita?

img
Jakarta, Saat orangtua minum kopi, terkadang suka memberikan satu atau dua sendok kopi pada balitanya. Orangtua percaya dengan diberi kopi dapat mencegah anak terkena kejang-kejang.

Kebiasaan memberi kopi ke anak bahkan sudah menjadi tradisi oleh sebagian masyarakat. Tapi benarkah memberikan kopi ke balita bisa membuat anak tak terkena setip?

"Sampai saat ini kabar tersebut masih mitos dan belum pernah ada penelitian yang bisa menjelaskan tentang hal tersebut," ujar dr Rifan Fauzie, SpA.

dr Rifan mengatakan hal yang lebih mengkhawatirkan lagi, ada beberapa orangtua yang justru memberikan anaknya kopi saat sedang terjadi kejang. Kondisi ini menurutnya sangat berbahaya, karena saat sedang kejang proses menelannya akan terganggu.

"Kopi yang diberikan saat anak sedang kejang tidak akan masuk pencernaan atau ke lambung, tapi akan masuk ke paru-paru. Nantinya kopi ini akan menimbulkan reaksi yang bisa menyebabkan terjadinya peradangan di paru-paru," ungkap dokter yang berpraktek di RSAB Harapan Kita.

Kopi yang dikonsumsi bisa merangsang sistem simpatik. Karenanya orang dewasa yang jarang mengonsumsi kopi bisa menyebabkan jantung berdetak lebih cepat atau menyebabkan diare jika minum kopi. Hal ini juga berlaku pada balita yang diberikan kopi meskipun jumlahnya sangat sedikit.

"Pada intinya memberikan kopi pada anak-anak akan lebih banyak efek sampingnya dibandingkan dengan manfaatnya," ujar dokter berusia 40 tahun ini.

Salah satu cara untuk mencegah anak mengalami kejang adalah dengan menurunkan temperatur demamnya, misalnya dengan cara mengompres hangat, memberikan minum yang banyak atau memberi obat penurun demam.

Karenanya penting bagi orangtua untuk memiliki termometer di rumah, jika anak demam bisa secara teratur mengukur suhunya dan jika sudah mencapai suhu 37-38 derajat celsius segera beri pertolongan.

"Jika ada riwayat mengalami kejang atau pernah kejang demam sebelumnya, disarankan untuk menurunkan temperaturnya agar tidak tinggi sehingga dapat memicu kejang," imbuhnya.

Namun jika anak sudah mengalami kejang maka lihat lokasi mana kejadian tersebut terjadi. Jika anak mengalami kejang di tempat tidur maka tidak terlalu berbahaya akibat benturan.

Tapi jika anak mengalami kejang saat bermain atau berada di lantai, maka berikan pengamanan bagi anak misalnya dengan meletakkan bantal atau sesuatu yang empuk di sekitarnya dan kalau memungkinkan pindahkan anak ke tempat tidur.