Senin, 11 April 2011

Sakit Punggung Bisa Turun Temurun Satu Keluarga

img
(Foto: thinkstock)
Utah, AS, Sakit punggung bisa dialami siapa saja dan disebabkan oleh banyak faktor. Tapi penelitian terkini mengungkapkan bahwa sakit punggung yang dialami seseorang bisa karena turun temurun dalam keluarga karena dipengaruhi oleh faktor genetik.

Mengangkat beban yang berat, berlebihan dalam melakukan sesuatu atau usia lanjut adalah beberapa faktor risiko yang paling sering untuk sakit punggung. Tapi pada sebagian besar kondisi ini dipengaruhi oleh faktor genetik dari keluarganya.

Sejumlah studi menemukan bahwa nyeri punggung kronis memiliki pengaruh genetik yang kuat. Peneliti menemukan hubungan seseorang dengan sakit punggung kronis memiliki kesulitan untuk mengesampingkan atau mengurangi faktor risiko dari lingkungan yang bisa mempengaruhi seperti gaya hidup.

Dalam satu studi besar yang dilakukan oleh peneliti dari University of Utah dan dilaporkan dalam The Journal of Bone and Joint Surgery didapatkan data yang menunjukkan bahwa memiliki kerabat keluarga langsung dengan penyakit sakit punggung kronis bisa meningkatkan risiko seseorang sebesar 4 kali lipat.

Studi-studi lain turut memperkuat hipotesis ini dengan mengidentifikasi setidaknya dua versi gen yang menghasilkan protein kolagen dan berhubungan dengan kondisi sakit punggung kronis, seperti dikutip dari NYTimes, Rabu (16/3/2011).

Gejala yang timbul dari sakit punggung umumnya meliputi sakit pada otot, terkadang rasa sakit yang muncul seperti tertusuk, nyeri yang menjalar hingga ke bagian bawah kaki, serta ketidakmampuan untuk berdiri tegak dan bahkan berjalan.

Rasa nyeri atau sakit yang muncul selama beberapa hari sampai beberapa minggu dianggap sebagai kondisi akut, tapi jika nyeri yang muncul selama 3 bulan atau lebih maka dianggap sebagai sakit punggung kronis.

Sebagian besar sakit punggung secara bertahap dapat membaik dengan melakukan beberapa perawatan sendiri di rumah.

Tapi jika tidak mengalami perbaikan ada kemungkinan sebagai sinyal masalah medis serius, terutama jika disertai dengan kelemahan, mati rasa atau kesemutan pada salah satu atau kedua kaki, demam, penurunan berat badan dan bahkan mengganggu waktu istirahat di malam hari.