Senin, 18 April 2011

Awas, Kesepian Bisa Menular

img
Jakarta, Mungkin banyak yang tidak menyadari rasa kesepian bisa menular ke orang lain di sekitarnya karena selama ini orang hanya tahu bahwa rasa senanglah yang bisa menular. Kini jika ada seseorang yang kesepian segeralah dihibur, agar Anda tidak ikut ketularan.

Ketika ada satu orang dalam sebuah kelompok yang mulai merasa kesepian, maka emosi negatif dengan cepat akan menyebar ke orang lain di sekitarnya. Hal ini meningkatkan risiko seseorang terkena perasaan sepi.

Studi ini dilakukan selama 10 tahun dengan melibatkan 5.100 orang dan kelompok sosialnya. Peneliti melacak perasaan kesepian para peserta dari waktu ke waktu dengan menanyakan berapa banyak hari dalam seminggu mereka merasa kesepian. Ternyata didapatkan rasa kesepian bisa menular melalui jaringan sosial saat bersama teman-teman.

Kajian ini dilakukan oleh peneliti dari University of Chicago, University of California dan Harvard University. Hasilnya telah dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology.

Fakta yang ada rata-rata seseorang mengalami kesepian sekitar 48 hari dalam setahun, tapi jika memiliki teman yang sering merasa sepi akan membuat orang tersebut bertambah rasa kesepiannya sebanyak 17 hari dalam setahun. Sebaliknya jika memiliki satu teman yang ceria dapat menurunkan rasa kesepiannya sebesar 5 persen.

Penelitian ini lebih difokuskan pada perasaan kesepian yang dialami seseorang bukan karena terisolasi secara sosial. Rasa kesepian merupakan salah satu bentuk emosi. Seseorang tidak hanya memiliki emosi tersebut tapi juga menunjukkannya sehingga orang lain bisa membaca, mengikuti atau menghayati apa yang dirasakan orang tersebut. Karena itu kesepian bisa menular ke orang lain di sekitarnya.

"Pada kasus tertentu seorang bisa merasakan kesepian meskipun sedang dikelilingi oleh orang lain," ujar Dr Nicholas A. Christakis, seorang dokter dan ilmuwan sosial di Harvard Medical School.

Rasa kesepian yang dirasakan oleh seseorang bisa berdampak buruk pada kesehatan. Efek yang paling sering dirasakan adalah timbulnya stres yang bisa memicu terjadinya penuaan dini, terganggunya kualitas tidur dan ditemukannya hormon epinefrin di urin dalam jumlah banyak yang bisa memicu tingginya tekanan darah serta jantung berdetak lebih cepat.