Sifatnya narsis disini bukan berarti senang berfoto-foto atau menaruh foto di jejaring media sosial. Tapi sifat narsis yang ingin menguasai dan mengontrol anaknya.
Setiap orang ingin eksis di lingkungannya, tapi sifat narsis disini lebih dari sekedar ingin eksis dengan mempusatkan semua hal pada dirinya menjadi cinta diri yang berlebihan dan sombong. Sifat narsis dalam ilmu psikologi dimasukkan dalam gangguan kepribadian atau Narcissistic Personality Disorder.
Ibu yang narsis menunjukkan superioritas pada anaknya, selalu ingin anaknya mengikuti kemauannya, ingin anaknya mengembalikan kasih sayang yang sudah diberikannya dengan pamrih.
Seorang ibu yang narsistik percaya bahwa dirinya berhak untuk semua cinta dan kasih sayang yang sudah diberikan sehingga kadang-kadang harus bersaing dengan anak sendiri dari perhatian pasangannya atau keluarga.
Ibu yang narsis tanpa sadar telah membuat kekacauan dalam kehidupan anaknya. Ketika anaknya masih kecil, si anak tidak akan tahu sifat narsis ibunya. Baru ketika anaknya dewasa dia akan mulai bertanya apakah cara ibunya membesarkan anaknya masuk akal atau tidak.
Dilansir dari mental-health, memiliki anak bagi ibu adalah mengasihi tanpa syarat bukan pamrih. Tapi yang terjadi pada ibu narsis adalah anak dijadikan cermin untuk keinginannya dan mengendalikannya.
Ibu yang narsis lupa bahwa sejak anak berumur 2 tahun anak sudah mengembangkan kepribadian individunya. Orangtua seharusnya mulai menumbuhkan pada anak sikap mandiri, percaya diri, bebas berpikir dan mengekspresikan diri. Tapi bagi ibu narsis setiap tingkah anak yang tidak sesuai dengan kehendaknya adalah pengkhianatan.
Ibu yang narsis akan melimpahi dan terlalu melindungi anak-anak dengan berkedok merawatnya. Ini semua berfungsi untuk menjaga anak-anaknya di bawah kendali selama mungkin.
Ibu narsis melatih anak-anaknya untuk percaya bahwa ia adalah ibu yang ideal. Sampai-sampai masalah baju, gaya hidup hingga pasangan harus selalu mengikuti kemauan ibunya.
Ciri-ciri ibu narsis menurut mentalhealth adalah:
1. Tidak bisa dibantah
Ibu akan memberitahukan ke anaknya bahwa anaknya lebih baik mengikuti sarannya karena ia lebih berpengalaman meskipun sering yang dikatakannya keliru. Ibu narsis tidak suka jika anak-anaknya menentangnya.
2. Anak adalah perpanjangan dari dirinya
Semua properti baik mainan, baju, kontrol hidup, hobi atau makanan, sekolah harus persetujuan ibu. Anak harus mengikuti kehendaknya meskipun anaknya tidak suka.
3. Punya anak emas dan anak kambing hitam
Anak emas biasanya anak yang selalu mengikuti apa maunya dan anak emas boleh berbuat salah. Sedangkan anak yang selalu dijadikan kambing hitam adalah anak yang dimatanya selalu salah perbuatannya. Kondisi ini kadang-kadang membuat perpecahan dalam keluarga.
4. Merongrong anak
Setiap prestasi dan kesuksesan anak menurutnya adalah berkat andilnya sehingga anak harus bisa menyenangkan hatinya.
5. Harus menjadi pusat perhatian setiap saat
Ibu narsis akan terluka jika anak-anaknya tidak mau bercerita kepadanya atau lebih suka cerita ke orang lain. Ibu narsis ingin dia menjadi orang pertama dalam kehidupan anak-anaknya.
Pada ibu-ibu yang sudah tua kadang memanipulasi kondisi kesehatannya dengan membiarkan dirinya sakit agar diperhatikan anaknya.
6. Sangat sensitif terhadap kritik apapun
Jika anak mengkritik atau menentang dia akan meledak, mengancam, marah bahkan bisa nekat melakukan kekerasan fisik.
7. Tingkahnya kekanak-kanakan
Ibu narsis akan menangis jika anak tidak mencintainya karena jika mencintainya anak akan melakukan apa yang dia inginkan. Jika anak menyakiti perasaannya dia akan agresif dan mengatakan anaknya akan menyesal saat dia sudah mati karena tidak memperlakukannya dengan baik.
8. Tidak pernah salah tentang apa pun
Tidak peduli apa yang dia lakukan, dia tidak akan pernah minta maaf untuk apa pun. Sebaliknya, setiap kali dalam kondisi harus meminta maaf ia akan merajuk dan cemberut.
9. Memutuskan hubungan dengan anak
Saat anaknya dewasa ibu narsis kerap berkonflik dengan anak-anaknya dan sering mengancam memutuskan hubungan dengan anak.