Senin, 25 April 2011

Bocah Berperilaku Sadis Karena ADHD

img
Kieran Prickett dan ibunya (Dailymail)


Lancashire, Anak kecil nakal itu sudah biasa. Tapi kenakalan yang tidak wajar malah cenderung sadis membuat Kieran Prickett, bocah usia 8 tahun seperti punya dua kepribadian ganda. Gurunya dipukul, rumahnya dibakar, kakeknya didorong hingga terjatuh di tangga hingga menyiksa anjing.

Ibunya Kelly Prickett sampai frustasi dan menyebut anaknya bagai tokoh Jekyll dan Hyde. Tokoh fiksi karangan Robert Louis Stevenson J, yang bercerita tentang satu orang dengan 2 perilaku berbeda, Dr Jekyll yang baik hati dan Hyde yang kejam.

Bagaimana tidak, menurut Kelly saat di rumah dan dalam pantauannya Kieran adalah malaikat yang baik dan penuh kasih sayang. Tapi ketika di luar rumah atau tidak ada yang mengawasi dia berubah menjadi bocah yang mengerikan dan bahkan menyakiti orang disekitarnya. Tak heran jika Kieran mendapat julukan sebagai 'malaikat berwajah monster'.

Ketika usia 5 tahun tanpa alasan yang jelas, dia membakar kamar tidur orangtuanya dengan pemantik rokok yang membuat keluarganya pindah sementara selama sebulan untuk memperbaiki rumah yang rusak.

Pada usia delapan tahun, dia dikeluarkan dari sekolahnya karena melakukan kekerasan terhadap siswa lainnya dan staf sekolah dan puncaknya ketika ia memukul seorang guru.

Pada tahun lalu, Kieran juga mendorong kakeknya yang tengah turun tangga setelah kakeknya mengatakan kepadanya jangan nakal.

Tak hanya itu, seekor anjing pun jadi korban kesadisannya dengan memelintir ekor anjing tetangganya. Ketika diminta main di luar, Kieran melompat-lompat di mobil tetangganya yang sedang diparkir.

Ia pernah mencakar muka ibunya dan membanting kepala saudaranya Tyler (7 tahun) ke pintu mobil yang membuat Tyler harus dirawat di rumah sakit. Si ibu akhirnya harus berhenti bekerja agar bisa menjaga Kieran.

"Aku mencintai dia tapi aku bingung apa yang harus kulakukan dengannya. Terkadang tingkah lakunya membuat saya merasa sebagai seorang ibu yang buruk, karena orang lain akan menatap saya seolah-olah hal ini terjadi akibat kesalahan saya," ujar Kelly Prickett, sang ibu (28 tahun), seperti dikutip dari Dailymail.

Kelly menuturkan hal yang paling buruk adalah ketika ia mendengar orang-orang di sekelilingnya berbisik membicarakan tentang anaknya. Menurutnya, sejak dilahirkan, Kieran memang gampang marah dan punya suara teriakan yang paling melengking daripada yang dibayangkan.

"Orang lain menatapku seolah-olah perilaku Kieran adalah kesalahan saya. Tapi aku punya tiga anak lain dan mereka baik-baik saja dan kami telah mengikuti program pengasuhan dan mereka mengatakan kami melakukan segalanya dengan benar," ujar Kelly.

Kelly dan suaminya Kevin (30 tahun) memiliki 3 anak lain yakni Betania 11 tahun, Tyler 7 tahun dan Finley 5 bulan.

"Kami sudah mencoba untuk bersikap tegas jika dia nakal dengan melarang ia menonton televisi, menggunakan komputer dan berusaha untuk membuatnya duduk dengan manis. Tapi semua itu tidak berhasil dengan baik," ungkapnya.

Sejak setahun lalu, Kieran didiagnosa menderita ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), penyebab dari perilakunya yang sangat hiperaktif dan tidak bisa diam.

Ibunya juga meminta dukungan sosial untuk menyembuhkan kieran karena perilakunya bisa mengancam orang sekitarnya bahkan dirinya sendiri. Diet dan obat-obatan ADHD yang diberikan hingga kini belum membuahkan hasil.

Seperti diketahui penderita ADHD mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, berperilaku impulsif (bertindak secara tiba-tiba) dan tidak bisa duduk diam untuk jangka waktu lama. Hal inilah yang terjadi pada Kieran, tapi di satu sisi terkadang ia bisa menunjukkan kasih sayang pada orangtuanya melalui pelukan hangat.

Praktisi kejiwaan mengatakan prioritas yang harus diberikan pada anak-anak yang memiliki masalah dengan perilakunya adalah selalu mendukungnya untuk kembali ke peraturan utama sesegera mungkin.

Tak mudah memang merawat anak yang memiliki ADHD, tapi jika orangtua bisa memahami sifat dan karakteristik dari anak ADHD maka orangtua akan melihat kelebihan yang dimiliki oleh anaknya.

ADHD adalah gangguan fungsi eksekutif dari otak, yaitu ketidakmampuan untuk merencanakan, memulai sesuatu pada waktu yang tepat, menghilangkan satu langkah dan langsung mengakhirinya pada waktu yang tepat. Hal ini terjadi akibat tidak adanya keseimbangan neurotransmitter di otak.