Selasa, 26 April 2011

Tes Darah Bisa Deteksi Sindrom Down Bayi di Dalam Kandungan

img
Belanda, Sindrom Down tentunya menjadi momok tersendiri bagi calon orangtua. Selama ini, untuk mendeteksi sindrom Down digunakan ultrasonografi 4 dimensi atau USG 4D, tapi tak lama lagi tes darah juga bisa mendeteksi sindrom Down pada bayi dalam kandungan.

Sindrom Down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom dan kelainan genetik.

Pada bayi dalam kandungan, sindrom Down dapat dideteksi dengan tes non-invasif yaitu USG 4D. Tapi ilmuwan sedang mengembangkan tes darah yang murah dan cepat untuk dapat menyelamatkan hidup ratusan bayi yang lahir dengan kelainan genetik sindrom Down.

Dengan pengujian baru ini, fragmen DNA anak, yang terdapat dalam darah ibu memberikan informasi penting tentang susunan genetik bayi tersebut.

"Kami akan mampu menawarkan suatu yang aman, murah, cepat, tes non-invasif yang handal dan akurat, yang akan memberikan manfaat langsung pada wanita hamil, muda dan tua, di seluruh dunia," ujar Suzanna Frints, peneliti dari Maastricht University Medical Centre di Belanda, seperti dilansir dari Dailymail.

Temuan yang akan dipublikasikan pada konferensi tahunan European Society of Human Reproduction and Embryology di Roma ini baru akan tersedia di rumah sakit atau tempat-tempat pelayanan kesehatan sekitar 2-4 tahun mendatang.

Diagnosa tes darah yang dikenal dengan 'holy grail' dapat mendeteksi tanda-tanda penyakit pada bayi hanya dari beberapa tetes darah ibu yang sedang mengandung. Tes ini dapat menyelamatkan nyawa bayi dengan menghilangkan risiko keguguran.

Selain USG 4D, wanita hamil yang berisiko tinggi melahirkan bayi dengan sindrom Down juga memiliki dua pilihan lain untuk menyelamatkan bayinya, yaitu amniosentesis dan sampling chorionic vilus.

Keduanya melibatkan tes invasif, yaitu dengan menggunakan jarum yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mengeluarkan cairan yang mengelilingi bayi yang belum lahir, yang dapat meningkatkan risiko keguguran dan infeksi pada ibu hamil.

Bila tes 'holy grail' dapat dilakukan pada minggu keenam di awal kehamilan, amniocentesis dilakukan antara minggu ke-15 dan 20. Sedangkan sampling chorionic vilus antara minggu ke-10 dan ke-13.