Senin, 25 April 2011

Curigai Bayi yang Kuning Lebih dari 2 Minggu

img
Jakarta, Bayi yang dilahirkan dengan kulit menguning biasanya akan normal dengan cara dijemur. Tapi jika bayi kuning tak kunjung hilang hingga 2 minggu meskipun sudah dijemur, kondisi ini bisa dicurigai sebagai atresia bilier.

Atresia bilier adalah penyakit pada bayi yang menyebabkan saluran empedu menjadi buntu, hal ini membuat hati tidak mampu mengalirkan empedu ke dalam usus 12 jari. Akibatnya empedu akan terbendung di dalam hati dan menyebabkan kerusakan hati yang dapat berujung pada gagal hati. Gejala ini sudah dapat terlihat sebelum bayi berusia 1 tahun.

Bayi dengan atresia bilier akan memiliki kulit dan mata yang menguning. Pada awalnya warna kulit tidak terlalu mencolok, sehingga sering diabaikan dan hanya dijemur-jemur saja. Tapi jika sudah 2 minggu masih tetap kuning, perlu dicurigai sebagai atresia bilier.

"Jangan biarkan bayi kuning lebih dari usia 2 minggu dan jangan terus menjemur, tapi segeralah bawa ke tenaga medis, dokter atau rumah sakit," ujar DR Dr Hanifah Oswari, SpA(K) dalam acara peresmian Yayasan Bilqis Sehati di gedung Kemenkes, Jakarta.

Gejala lain yang muncul atau cukup mencolok adalah bayi memiliki urine berwarna pekat dan juga warna tinjanya yang pucat atau putih (seperti dempul). Hal ini disebabkan penderita atresia bilier tidak memiliki empedu, karena warna tinja ditentukan oleh adanya empedu (bilirubin) dalam tinja.

Dr Hanifah menuturkan bayi dengan atresia bilier bila tidak ditangani akan mengalami kerusakan hati yang berat (sirosis hati) dalam waktu 2 bulan saja. Kerusakan ini akan sangat hebat dan cepat, sehingga bayi atresia bilier yang tidak mendapatkan pertolongan medis pada umumnya akan meninggal di usia 1-2 tahun.

Atresia bilier terjadi pada 1 banding 10.000 sampai 15.000 bayi lahir hidup. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia mencapai 4,5 juta per tahun, maka diprediksi bayi yang menderita atresia bilier mencapai 300-450 bayi setiap tahun.

"Di Jakarta sendiri diperkirakan setiap tahunnya ada 23 bayi yang menderita atresia bilier, tapi kemungkinan jumlahnya lebih besar dari itu karena ada juga yang tidak sampai ke rumah sakit," ungkap konsultan gastroenterologi-hepatologi anak FKUI/RSCM.

Dr Hanifah menambahkan hingga saat ini para ahli dari seluruh dunia masih mencari tahu apa penyebab dari atresia bilier ini, karena beberapa bayi ada yang dilahirkan bagus tapi lama kelamaan terjadi gangguan di saluran empedunya.

"Atresia bilier adalah satu-satunya penyakit hati yang bisa menyebabkan sirosis hati pada anak dengan sangat cepat, karena pada usia bayi 2 bulan sudah terlihat tanda-tanda sirosis. Karena itu lakukan kontrol pertama saat bayi berusia 2 minggu dan saat imunisasi, sehingga atresia bilier bisa dideteksi lebih dini," ujar dokter yang berpraktik di RSCM ini.