Selasa, 26 April 2011

Pemberian Vaksin Gabungan pada Balita Picu Kejang dan Demam

img
Jakarta, Balita memang harus diberi vaksin agar ketahanan tubuhnya meningkat dan terhindar dari berbagai macam penyakit. Tapi vaksin yang diberikan secara bersamaan alias gabungan justru membuat balita lebih rentan kejang dan demam.

Penelitian baru melaporkan bahwa balita yang mendapatkan vaksin gabungan seperti Campak-Gondong-Rubella (Measles-Mumps-Rubella atau MMR) dan imunisasi cacar air, berisiko dua kali dari biasanya mengalami demam yang menyebabkan kejang.

"Biasanya risiko kejang atau demam yang terjadi setelah vaksinasi campak hanya kurang dari 1 kejang per 1000 vaksinasi. Tapi pada anak-anak yang menerima vaksin gabungan, ada 1 tambahan kejang," ujar Dr Nicola Klein, peneliti studi utama dan direktur Kaiser Permanente Vaccine Study Center, seperti dilansir dari NYTimes, Rabu (30/6/2010).

Reaksi kejang demam yang terjadi seminggu sampai 10 hari setelah vaksinasi, tapi tidak mengancam kehidupan dan biasanya hilang dengan sendirinya. Kejang demam bisa menakutkan, tetapi berlangsung sangat singkat dan tidak berhubungan dengan komplikasi jangka panjang atau gangguan kejang.

Dilansir dari ninds.nih, gejala kejang demam adalah sebagai berikut:

  1. Anak sering kehilangan kesadaran dan gemetar
  2. Kaki bergerak-gerak di kedua sisi tubuh
  3. Untuk gejala yang kurang umum, anak menjadi kaku
  4. Berkedut di satu bagian tubuh, seperti tangan atau kaki kanan atau kiri saja
  5. Kejang demam berlangsung satu atau dua menit, meski ada yang sampai 15 menit
  6. Suhu mencapai 40 derajat celsius

Anak dengan kejang demam tidak dianggap memiliki epilepsi, karena epilepsi ditandai dengan kejang berulang yang tidak dipicu oleh demam.

Untuk menganalisa temuan yang telah dipublikasikan pada jurnal Pediatrics edisi minggu ini, peneliti Kaiser Permanente menggunakan Vaccine Safety Datalink milik pemerintah, yaitu sistem pengawasan keselamatan yang mengumpulkan data tentang sembilan juta anggota dari delapan organisasi perawatan yang dikelola.

Peneliti membandingkan reaksi kejang dan demam yang terjadi pada 83.107 anak usia 1 tahun, yang telah mendapatkan vaksin gabungan MMR dan vaksinasi cacar air, dengan reaksi yang terjadi pada 376.354 balita yang mendapat vaksin terpisah.