Apa penyebab keterlambatan motorik anak?
Dikutip dari Keepkidshealty.com, Senin (25/10/2010) keterlambatan perkembangan motorik terjadi ketika anak tidak bisa mencapai satu atau lebih tonggak perkembangannya.
Perkembangan motorik ini mencakup kemampuan berbicara dan berbahasa, keterampilan motorik halus atau kasarnya seperti jalan atau merangkak, keterampilan pribadi dan sosialnya seperti kemampuannya berinteraksi.
Beberapa tanda anak mengalami keterlambatan motorik adalah:
- Anak belum bisa berguling hingga usia 6 bulan
- Belum bisa duduk sendiri tanpa dibantu hingga berusia 8 bulan
- Belum bisa merangkak hingga usia 12 bulan
- Belum bisa berjalan hingga usia 15 bulan.
Jika anak mengalami banyak keterlambatan di semua bidang perkembangan penyebab antara lain:
- Encephalopathy (gangguan sebelum atau mendekati kelahiran) statis termasuk kelahiran prematur
- Kelainan otak
- Kelainan kromosom
- Infeksi.
- Serta encephalopathy progresif termasuk penyakit metabolik, sindrom neurocutaneous, sindrom Rett dan hydrocephalus.
Selain faktor kelainan di dalam tubuh si anak, keterlambatan perkembangan motorik anak juga bisa disebabkan oleh sedikitnya rangsangan yang diterima si kecil baik oleh pengasuh, orangtua atau melalui mainannya.
Saat masih bayi ia memiliki sedikit kesempatan untuk bergerak atau mengeksplorasi tubuhnya, sehingga ia tidak belajar bagaimana caranya bergerak dengan baik.
Misalnya ia memiliki sedikit kesempatan untuk bermain dengan mainannya, jarang terlibat dengan anak-anak lainnya saat sedang bermain, tidak terlalu sering diajak berkomunikasi serta tidak mendapatkan atau jarang diajak bermain secara sosial dan verbal dengan orang dewasa.
Pola asuh dari orangtua juga berpengaruh, orangtua yang sangat berhati-hati atau protektif bisa berkontribusi terhadap keterlambatan motorik anak, seperti tidak membiarkan anak bergerak dengan bebas atau terlalu sering menggendong anaknya terutama pada bayi yang sudah berusia 8 bulan.
Kondisi ini akan membuat anak menjadi terlambat merangkak atau berjalan serta jika ia terjatuh akan takut untuk mencobanya lagi. Karenanya orangtua harus membiarkan anaknya untuk bergerak bebas serta tidak terlalu sering menggendong, sebatas tidak membahayakan si anak.
Tidak ada atau kurangnya pengalaman yang dialami si kecil bisa menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik baik yang ringan maupun yang signifikan. Jika keterlambatan motorik ini tidak segera diatasi, cenderung akan diikuti oleh keterlambatan motorik visual, motorik halus atau komunikasi.
Namun jika penyebab keterlambatannya akibat kondisi penyakit tertentu, maka orangtua sebaiknya melakukan pemeriksaan ke dokter agar bisa di deteksi secara dini sehingga dapat dilakukan terapi untuk mengatasinya.