Kondisi buta warna terjadi ketika ada masalah dengan sensor pigmen warna yang terdapat di dalam sel-sel saraf tertentu di mata, sel-sel ini disebut dengan cones. Sel ini terdapat di dalam retina yang merupakan lapisan jaringan yang peka terhadap cahaya dan berada di balik inner eye.
Seperti dikutip dari nlm.nih.gov, jika hanya kehilangan satu pigmen, maka ada kemungkianan si kecil hanya sulit membedakan antara warna merah dan hijau. Kondisi ini merupakan jenis buta warna yang paling umum ditemukan. Sementara itu ada juga yang sulit membedakan antara warna biru dan kuning.
Pada umumnya anak sudah bisa membedakan warna pada usia 18 bulan, tapi sebagian besar anak mulai bisa membedakan antara satu warna dan lainnya dengan lebih baik saat berusia 36 bulan.
Sebagian besar orangtua akan menaruh kecurigaan pada anaknya saat sulit mengajarkan tentang warna-warna dasar padanya, dan 99 persen orang yang buta warna mengalami kelemahan pada warna merah atau hijau. Hal ini akan membuat seseorang sulit membedakan berbagai warna yang mengandung merah atau hijau. Misalnya kelemahan warna merah akan sulit membedakan warna violet, ungu dan biru.
Beberapa gejala yang muncul dari tiap orang bervariasi, tanda-tandanya bisa berupa:
- Memiliki kesulitan atau masalah saat melihat warna dan kecerahan dari warna, walaupun sebenarnya warna tersebut biasa saja.
- Ketidakmampuan membedakan antara beberapa warna yang mirip.
- Kesulitan untuk mengingat suatu warna.
Namun tidak semua anak yang mengalami kesulitan membedakan warna adalah buta warna. Sebaiknya orangtua mulai melakukan tes dengan menggunakan serangkaian kartu dengan titik-titik warna dan bentuk yang tersembunyi. Dalam hal ini orangtua bisa mengetahui seberapa cepat si kecil dapat mengenali warna.
Untuk memeriksa buta warna kelemahan merah, maka mintalah anak untuk memilih krayon berwarna merah dari urutan krayon berwarna oranye, kuning dan juga hijau.
Sedangkan untuk memeriksa buta warna kelemahan hijau, maka mintalah anak untuk memilih krayon berwarna hijau dari urutan krayon berwarna putih, coklat dan abu-abu. Jika anak mengalami kesulitan membedakan warna tersebut, periksalah lebih lanjut ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
dr. Teguh Haryo Sasongko, PhD, menuturkan buta warna parsial (biasanya buta warna pada spektrum merah dan hijau) adalah kelainan genetik yang terkait dengan salah satu kromosom sex, yaitu kromosom X. Kerusakan pada 2 gen bertanggung jawab pada buta warna parsial ini, yaitu OPN1LW (yang mengkode pigmen merah) dan OPN1MW (yang mengkode pigmen hijau).
- Suhu Tubuh Naik 42 Derajat Saat Main, Nyawa Bocah ...
- Agar Postur Tubuh Anak Tidak Bungkuk
- Bocah Berperilaku Sadis Karena ADHD
- Bayi Paling Rentan Tertular Hepatitis
- Polusi Udara Membahayakan IQ Bayi yang Belum Lahir...
- Mengatasi Perut Kembung Pada Bayi
- Perkembangan Otak Anak Laki-laki dan Perempuan
- Tanda-tanda Penyakit Jantung Bawaan
- Tips Agar Tas Punggung Tidak Menyiksa Anak Sekolah...
- 6 Hal Keliru Soal Demam Anak