Ilustrasi (foto: sportige)
Tak sedikit pemain yang baru terdeteksi cedera setelah permainan usai karena benturan atau tekelan saat di lapangan dianggap tidak parah. Apa saja cedera yang paling banyak menimpa pesepakbola?
Risiko cedera adalah ancaman yang selalu menghantui pemain sepakbola profesional. Tidak hanya akibat benturan fisik dengan pemain lain, melainkan juga akibat terlalu memaksakan otot untuk bekerja keras sepanjang laga.
Akibat paling umum dari benturan fisik adalah cedera yang sifatnya akut atau traumatik. Sementara pemaksaan otot dan persendian dalam setiap pertandingan dapat memicu cedera yang sifatnya kumulatif.
Menurut sebuah penelitian di California, cedera dalam olahraga sepakbola lebih banyak terjadi dalam pertandingan resmi yakni 35,3 kasus dalam 1.000 laga. Sedangkan saat latihan, cedera hanya terjadi sebanyak 2,9 kasus dalam 1.000 sesi latihan.
Dikutip dari Sportsinjurybulletin, Senin (12/7/2010) berbagai cedera yang dialami adalah:
- Cedera ringan yang menyebabkan pemain harus absen kurang dari sepekan paling sering terjadi yakni 60,15 persen.
- Cedera sedang dengan durasi absen sepekan hingga sebulan sebanyak 26,17 persen.
- Cedera parah yang mengistirahatkan pemain lebih dari sebulan terjadi sebanyak 13,67 persen.
Namun dibandingkan pada bagian tubuh lainnya, cedera lutut cenderung menyebabkan seorang pemain absen dalam jangka waktu paling lama. Cedera di bagian ini juga paling sering membutuhkan operasi pembedahan untuk mengatasinya.
Pada pergelangan kaki, sisi bagian luar lebih rentan terkilir dibandingkan sisi dalam maupun tengah. Kerusakan ligamen pada sisi luar juga cenderung lebih berbahaya dibandingkan pada ligamen di sisi dalam.
Sementara itu, kerusakan otot paling banyak terjadi di bagian paha (groin) yakni 53 persen. Otot lain yang sering sobek dalam permainan sepakbola adalah hamstring (42 persen) dan quadriceps atau otot paha di sisi depan (5 persen).
Penelitian lain yang dipublikasikan dalam British Journal of Sport Medicine mengungkap, cedera paling banyak terjadi pada 15 menit awal dan 15 menit menjelang laga berakhir.
Risiko di menit-menit awal merupakan akibat dari permainan keras dengan intensitas tinggi, sementara risiko menjelang laga berakhir umumnya dipicu oleh kelelahan.