Konsumsi ikan sangat baik untuk kesehatan. Kandungan omega 3 di dalamnya bermanfaat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke. Namun, hati-hati, pengolahan yang salah justru akan menjadi 'senjata makan tuan'.
Seperti dikutip dari laman Aol, sebuah studi yang diterbitkan jurnal Neurology menemukan bahwa konsumsi tinggi ikan goreng bisa meningkatkan risiko stroke. Proses penggorengan telah menghilangkan kandungan asam lemak yang menguntungkan dalam ikan.
"Ketika Anda makan makanan digoreng Anda mendapat lemak teroksidasi. Itu tidak baik untuk tubuh," kata ahli gizi, Dr Douglas Husbands. "Orang mungkin membuat kesalahan dengan mengatakan, konsumsi ikan bermanfaat untuk kesehatan. Padahal ikannya digoreng sehingga hilang manfaatnya."
Penelitian melibatkan 21.675 partisipan usia rata-rata 65 tahun. Sekitar 21 persen di antaranya berasal dari dataran pantai North Carolina, South Carolina dan Georgia, di mana memiliki angka kematian akibat stroke tertinggi (gesper stroke). Sebanyak 34 persen dari kawasan rawan level selanjutnya (sabuk stroke), dan 44 persen lainnya dari sejumlah negara di Amerika.
Penelitian dilakukan dengan mewawancarai partisipan melalui telepon, diikuti pemeriksaan fisik di rumah. Mereka diminta menjawab pertanyaan tentang seberapa sering mengonsumsi tuna, kerang, tiram, ikan goreng, dan jenis ikan lainnya.
"Jika Anda lebih banyak mengolah makanan dengan cara digoreng, Anda tidak akan bisa mempertahankan apapun manfaatnya. Jika Anda hanya menumisnya dengan sedikit minyak dan menggunakan panas rendah, itu lebih baik," kata Husbands.
Husbands mengatakan, penelitian ini bertujuan untuk memberi tahu masyarakat bahwa cara mengolah makanan memengaruhi nutrisinya. "Studi ini menunjukkan bahwa cara memasak makanan lebih penting dari sekedar apa yang Anda makan."