Minggu, 15 Januari 2012

Arsitektur EKSPRESI SEORANG JUMALDI ALFI

Penulis : Imelda Anwar
Fotografer : Sjahrial Iqbal

Lukisan karya Jumaldi Alfi kerap menyiratkan makna falsafah yang dalam. Demikian pula studio melukisnya yang terletak berseberangan dengan rumah tinggalnya di Desa Tirtonirmolo, Jogjakarta. Pelukis muda ini bekerja sama dengan arsitek Eko Prawoto dalam mewujudkan studio serta huniannya.
Studio Lukis Bergaya Industrial
Alfi dan Eko membangun studio lukis yang fungsinya serupa dengan padepokan seni tetapi tampilannya lebih modern. Berbeda dari umumnya, sosok studio ini lebih mirip gudang atau pabrik bergaya industrial yang mengekspos struktur gedung dan ciri khas material yang digunakan. Pendekatan desain ini fleksibel yang dapat menampung segala aktivitasnya berkreasi dalam berbagai gaya lukisan. Lantai bawah studio untuk garasi, area tangga dan kamar tidur yang dilengkapi oleh kamar mandi dalam untuk tamu yang sedang menginap. Naik ke lantai atas, terdapat satu ruangan besar untuk tempat melukis dan menyimpan peralatan. Ruangan ini bersebelahan dengan sebuah ruangan kecil untuk tim kreatif / managemen Alfi sekaligus untuk perpustakaan.
Tinggi ruangan di lantai ini sengaja dibuat 6 m agar dapat memuat lukisan Alfi yang besar-besar sekaligus mengoptimalkan sirkulasi udara segar dalam bangunan. Atap datarnya juga diolah menjadi area duduk terbuka dan dilengkapi dengan taman. Balok dan kolom struktural terbuat dari beton bertulang dengan finishing cat warna merah terakota sedangkan plat lantainya dari material yang sama tetapi diberi finishing acian semen. Dinding penyekat bangunan berupa susunan bata ekspos. Bagian dalam dinding ruangan melukis diberi finishing cat warna putih agar terasa lapang dan bebas. Rancangan studio ini menciptakan kenyamanan yang dapat membangkitkan inspirasi bagi pelukis juga mewujudkan impian Alfi akan tempat kerja yang ideal.
Rumah Tinggal Ala Rumah Kampung
Berbeda dengan bangunan studionya, Alfi menginginkan kediaman yang tidak menonjol di antara deretan rumah tetangga dan berorientasi ke dalam agar privasi keluarga tetap terjaga. Eko, sang arsitek merancang sosok hunian berupa rumah kampung Jawa dengan ciri khas berupa pemakaian materi lokal seperti dinding bata ekspos dan lantai kayu serta atap genteng bentuk pelana. Rumah kampung ini dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan penghuni seperti bangunan dibuat dua lantai dan terdapat paviliun di halaman belakang untuk tempat menyimpan lukisan. Susunan ruang rumah juga lebih modern dengan furnitur yang simpel dan bermodel unfinished.