Minggu, 15 Januari 2012

Tetap Sehat Walau di Bawah Tangga


oleh: Yuri Eldiyanti

Foto: iDEA/Tri Rizeki Darusman

Penataan area terbagi berdasarkan fungsi. Dinding dan lantai bertekstur demi kesan alami. Meski ruang terbatas, saat mandi serasa di alam.

Area bawah tangga seringkali menjadi gudang atau ruang sisa yang tak terpakai sama sekali. Hal itu terjadi karena area ini sempit dan secara teknis sulit dimanfaatkan. Keterbatasan tadi coba diolah oleh pemilik rumah ini. Hasilnya, area bawah tangga di sini menjadi kamar mandi. Bagaimana caranya?

Berukuran 1,6mx2,55m, setidaknya kamar mandi ini tergolong nyaman untuk beraktivitas, dalam hal ini mandi. Tinggi ruang yang tidak standar --hanya 1,8m akibat tertutup dak anak tangga-- itu coba diakali dengan menurunkan tinggi muka lantai hingga 50cm dari sebelumnya. Dengan demikian diperoleh tinggi plafon yang memenuhi standar kebutuhan minimal, yaitu 2,3m.

Salah satu rahasia lain adalah masalah penataan ruang. Di sini tata ruang dimulai dari area kering yang mencakup wastafel dan kloset, lalu berujung pada area shower. Perlakuan pada lantai pun dibedakan di setiap area. Area kering menggunakan keramik antislip, sedangkan area shower menggunakan batu koral hitam. Batu ini sekaligus berguna sebagai alat pijat refleksi pada kaki.

Sebagai aksen, permukaan dinding ruangan berlapis material kombinasi keramik putih 10cmx10cm dengan batu kali 10cmx10cm. Sifat tekstur batu yang kasar membuat ruangan lebih alami dan natural.
Jendela jalusi yang mengarah ke taman belakang menjadikan arus pertukaran udara luar dan dalam menjadi lancar. Ruang pun sehat dan nyaman, walau hanya berada di bawah tangga.