Minggu, 15 Januari 2012

Taman PERANAN “HIJAU” PADA TAMAN TEDUH


Imbauan untuk menanam pohon di seputar rumah tinggal, bukan tanpa alasan. Menurut hasil penelitian, sebatang pohon memiliki kemampuan menyerap 12 kg gas polutan CO2 dan memproduksi oksigen yang cukup bagi empat orang dalam satu tahun. Menyadari hal ini, pemilik yang sangat mencintai lingkungan memilih untuk turut melestarikan ekosistem di seputar halaman rumahnya. Sebagai konsekuensi-nya, pemilik dan arsitek lanskap Ita Burhan dari Indra Tata Adilaras menyesuaikan konsepnya dengan penerapan sebuah taman teduh (shade garden).
Ita Burhan menerapkan beberapa pendekatan sederhana dengan tanaman hias daun yang memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap suasana teduh. Variasi bentuk diperoleh dengan sistem memadukan beragam jenis tanaman yang memiliki pola, tekstur dan warna hijau yang bergradasi. Upaya ini ternyata mampu menampilkan komposisi heterogen tanaman yang memiliki nuansa warna hijau monokromatik. Komposisi tanaman sengaja ditempatkan merapat ke dinding pagar, karena keberadaannya diperuntukan sebagai “pelunak” struktur dinding dan penyangga pandangan (view barrier) untuk menjaga privasi taman dalam. Beberapa tanaman pohon dengan karakter daun berbentuk jarum seperti Podocarpus (Elengatus dan Neriifolius) dan Melalleuca quinquinerva ditanam di sepanjang sisi pagar. Di depan pohon tersebut ditanam macam-macam jenis Agloenema antara lain A.jubille, silverqueen, maphilindo dan Donna carmen. Komposisi yang lebih “tebal” berada pada area di seputar stepping stone yaitu tanaman semak rendah dan jenis tanaman penutup tanah (ground cover). Ada pula perpaduan dari beberapa jenis tanaman hias daun antara lain Wrightia religiosa dan Bromelia serta jenis tanaman yang dapat menghasilkan bunga meskipun berada di tempat yang teduh yaitu Costus hybrid dan Spathyphyllum. Diantara komposisi ground cover ditempatkan beberapa tanaman kayu putih yang bertajuk transparan. “Atraksi” warna lebih terasa pada komposisi pohon yang ditanam di halaman yang menghadap ke bagian depan. Beberapa jenis “bakal” pohon yang tumbuhnya mengerucut berjajar di sepanjang pagar. Setiap jenis menampilkan ekspresi warna dan keindahan tekstur daunnya yang beragam.
Selebihnya berupa hamparan rumput gajah mini yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan setengah teduh dan bagus untuk anak-anak beraktivitas di seputar play ground. Untuk menghindari risiko busuk karena kelembapan yang berlebihan, arsitek lanskap menerapkan sistem drainase yang dirancang baik.
Dengan sistem ini upaya pemilik dan arsitek lanskap untuk mempertahankan air tanah dan menciptakan rumah tinggal yang nyaman melalui aspek penghijauan di seputar rumahnya, diharapkan akan memberi kontribusi positif untuk mengatasi efek pemanasan dalam upaya mikro.

Lokasi : Rumah Tinggal di kawasan Pondok Indah – Jakarta Selatan
Arsitek Lanskap : Ita Burhan dari Indra Tata Adilaras – Bogor