Jumat, 13 Januari 2012

Deteksi Kelainan Mata Anak Sejak Bayi

Anak yang mengalami gangguan penglihatan tidak merasakan kelainannya. Padahal rata-rata hampir satu dari lima anak mengalami gangguan penglihatan yang tidak terdeteksi pada saat usia empat tahun.

Dua mata yang sehat adalah sangat penting bagi anak anda karena cacat penglihatan mengakibatkan gangguan penglihatan yang menyebabkan prestasi belajar anak menurun, meningkatkan bahaya terjadinya kecelakaan lalu-lintas dan terbatasnya pilihan karir mereka.

"Karena itu, kalau ingin tahu anak kita mempunyai masalah kesehatan, satu-satunya hanya dengan screening," kata Dokter Spesialis Mata Asri Medical Center (AMC), dr Nurfifi Arliani, SpM.

Namun, untuk pemerikaan mata pada anak lebih sulit daripada dewasa, apalagi pada anak yang masih berusia di bawah satu tahun. Karena sulit untuk memeriksa mata anak, kemudian orang menciptakan suatu alat screening mata yang nyaman bagi yang memeriksa mata maupun pasien yang disebut plusoptix A09. Alat ini di Indonesia baru ada di empat tempat, yakni satu di Jakarta, dua di Surabaya dan satu di Yogyakarta yakni di AMC.

Di AMC sendiri alat ini masih tergolong baru, masuk pada akhir Desember 2011. Alat ini memang didesain khusus untuk bayi dan anak-anak. Bila masih bayi, pada saat pemeriksaan bisa dipangku oleh orang tuanya. Jarak antara pemeriksa dan pasien yang diperiksa satu meter; pemeriksaannya dengan infra merah. Alat ini cukup unik, ada suara untuk menarik pasien dan ada dokumentasinya.

Kegunaan dari alat ini adalah untuk mendeteksi kelainan-kelainan penglihatan sedini mungkin. Bila kelainan-kelainan penglihatan tidak dideteksi dan diterapi pada tahun-tahun pertama kehidupan, maka dapat menyebabkan anak tidak akan pernah memperoleh penglihatan penuh. Hal ini yang disebut dengan mata malas (lazy eyes) atau amblyopia.

"Bahkan kalau ketidakseimbangan mata kanan dan kiri makin tinggi akan terjadi straasbismus (mata julimg)," jelas Nurfifi. Namun, kata Nurfifi, kalau mata malas sudah diketahui sejak dini, maka bisa dilakukan terapi, baik dengan alat bantu maupun tetes mata, tergantung hasil assesment.

Karena itu pemeriksaan mata sebaiknya dilakukan sedini mungkin, yakni sebelum ulang tahun pertamanya (sejak usia enam bulan). Setelah itu, harus diulang secara berkala, karena mata berubah sesuai dengan perkembangan. Dan gangguan penglihatan dapat timbul kapan saja pada masa pertumbuhan tersebut. "Makin dini kelainan penglihatan terdeteksi dan diterapi, makin baik dan tepat terapi yang bisa diberikan," tutur dia.