Minggu, 04 Desember 2011

Serangan Jantung Sering Dikira 'Angin

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Dalam banyak kasus, serangan jantung sering didahului dengan keluhan yang mirip masuk angin atau 'angin duduk' seperti badan pegal-pegal dan rasa tidak enak badan. Akibatnya gejala itu sering tidak ketahuan, lalu hanya dikerok hingga terlambat mendapat pertolongan.

"Gejala serangan jantung sering dianggap 'angin duduk', seperti badan pegal-pegal, keringat seluruh tubuh, mual, muntah dan sesak, yang akhirnya cuma kerokan. Namun setelah tidak membaik baru berpikir kalau tubuhnya ada masalah serius. Itu yang berbahaya karena akhirnya terlambat mendapat pertolongan," jelas Dr Muhammad Yamin, Sp.Jp (K), FACC, FSCAI, ahli utama kardiovaskular dari Eka Hospital, dalam acara temu media 'Hand in Hand for Healthier' di Eka Hospital, Tangerang.

Padahal dalam serangan jantung ada istilah 'time is muscle, muscle is live'. Semakin cepat pasien serangan jantung mendapat pertolongan maka semakin besar kesempatannya untuk hidup.

"Serangan jantung butuh pertolongan yang cepat. Bila terjadi sumbatan pembuluh darah, maka dalam 2 jam ada 50 persen otot jantung yang mati dan tidak bisa kembali normal. Makanya jika ada gejala segera bawa ke rumah sakit. Jika memang serangan jantung maka dapat segera ditolong," jelas Dr Yamin.

Menurut Dr Yamin, golden moment untuk mendapat pertolongan pada pasien serangan jantung adalah dalam 2 jam pertama, karena obat pengencer bekuan darah bekerja terbaik dalam 2 jam. Namun dokter di dunia sepakat bahwa dalam 12 jam pertama pasien masih bisa mendapat pertolongan.

"Saat ada serangan jantung, pasien bisa mendapat pertolongan pertama dengan mengunyah aspirin. Aspirin bisa menghalangi partikel bekuan darah (platetet) untuk membeku," lanjut Dr Yamin.

Bila pasien serangan jantung tidak segera mendapat pertolongan, maka sumbatan di jantung akan semakin luas. Akibatnya akan terjadi:
1. Gangguan irama jantung. "Akibat listriknya ngaco bisa menyebabkan kematian," jelas Dr Yamin.
2. Pompa jantung yang menjadi lemah. Meski pasien nantinya bisa diselamatkan, tapi kualitas hidupnya akan menurun karena sering merasa sesak napas hanya dengan sedikit gerak.
3. Kebocoran dinding bilik atau sekat jantung yang menyebabkan kematian mendadak.

Gejala yang spesifik pada serangan jantung dan tidak ada pada masuk angin atau 'angin duduk' adalah nyeri dada. Gejala serangan jantung yang khas adalah nyeri dada atau leher atau rahang (seperti ditekan atau dihimpit) yang berlangsung lebih dari 30 menit. Biasanya disertai gejala berkeringat seluruh tubuh, mual dan muntah.