Minggu, 04 Desember 2011

Obat Nge-fly Bisa Bikin Orang Lebih Religius

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Halusinogen atau obat yang bisa membuat orang berhalusinasi dikategorikan sebagai obat yang sering disalahgunakan seperti narkoba. Walaupun aslinya halusinogen adalah obat untuk mengatasi kejang perut dan obat tetes mata.

Tapi salah satu halusinogen dosis tinggi yang disebut psilocybin, bila dipakai terus menerus ternyata sudah cukup untuk membuat perubahan kepribadian yang permanen, yaitu berlangsung lebih dari setahun. Dalam taraf sedang, obat ini mampu membuat penggunanya menjadi lebih religius.

Psilocybin ini berasal dari bahan aktif yang terkandung dalam jamur psilocybin, yaitu jamur yang mengandung bahan yang mampu mempengaruhi kondisi mental orang yang mengkonsumsinya.

Para peneliti di John Hopkins Medical Institution merekrut 51 orang untuk beraprtisipasi dalam penelitian ini. Para relawan menerima obat selama 2 - 5 jam dalam delapan sesi, antara sesi yang satu dengan sesi berikutnya diberi rentang waktu setidaknya tiga minggu.

Relawan diberitahu akan menerima psilocybin dengan dosis sedang atau tinggi dalam salah satu sesi obat, tetapi tidak diberitahu kapan pastinya.

Selama setiap sesi, para relawan diminta untuk berbaring di atas sofa sambil mengenakan masker mata untuk mengurangi gangguan pandangan yang mungkin ada. Relawan juga diperdengarkan musik melalui headphone dan diminta berfokus pada pengalaman batin mereka.

Sesi pemberian obat halusinogen ini sebenarnya ilegal, sehingga pemberian obat diawasi secara ketat dan relawan sebelumnya sudah dianggap sehat secara psikologis.

Perubahan kepribadian dinilai pada 1 - 2 bulan setelah pemberian obat dan sekitar 14 bulan setelah pemberian obat yang terakhir.

Profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Universitas Johns Hopkins School of Medicine Roland R. Griffiths mengatakan bahwa ia percaya perubahan kepribadian yang ditemukan dalam penelitian ini cenderung permanen karena bertahan selama lebih dari setahun pada banyak orang.

Perubahan kepribadian itu ditemukan pada sifat keterbukaan, yang berhubungan dengan imajinasi, seni, perasaan, ide-ide abstrak dan pikiran yang luas secara umum. Perubahan sifat-sifat itu diukur menggunakan tes kepribadian yang telah digunakan secara luas dan secara ilmiah dinyatakan valid.

Seeprti dilansir medicalexpress.com, lebih dari setengah relawan ini memiliki gelar pascasarjana. Sebanyak 61 persen dari semua relawan penelitian kemudian merasa dirinya menjadi lebih aktif secara spiritual. Relawan menjadi lebih banyak berpartisipasi secara teratur dalam pelayanan keagamaan, doa atau meditasi.

Secara teori, kepribadian seseorang biasanya tidak berubah secara signifikan setelah mencapai usia 30 tahun.

"Biasanya, sifat keterbukaan cenderung menurun ketika orang beranjak semakin orang tua, itupun jika ada. Kami tidak tahu apakah temuan ini dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar," kata Griffiths.

Griffiths juga mencatat bahwa beberapa relawan penelitian melaporkan ketakutan atau kecemasan yang teramat sangat sepanjang hari pada sebagian sesi pemberian obat. Meskipun demikian, tidak dilaporkan adanya efek berbahaya yang masih tertinggal.

Dia mengingatkan jika halusinogen digunakan tanpa pengawasan ahli, ketakutan atau kecemasan yang muncul dapat menyebabkan perilaku berbahaya.

Dalam penelitian tersebut, perubahan perilaku terjadi pada para relawan yang telah mengalami 'pengalaman mistik' yang lalu mendefinisikan 'pengalaman mistik' sebagai rasa keterikatan dengan orang dan hal-hal yang disertai rasa hormat dan sifat sugesti.