Minggu, 04 Desember 2011

Diet Rendah Garam Tidak Terlalu Bermanfaat untuk Jantung

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Diet rendah garam dianggap dapat menurunkan risiko penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung (kardiovaskular). Namun, sebuah hasil studi baru menunjukkan bahwa, mengurangi asupan garam mungkin tidak ada manfaatnya bagi jantung.

Diet rendah garam memang mengurangi tekanan darah, namun akan meningkatkan kadar kolesterol lemak, dan hormon dalam darah yang diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

"Secara keseluruhan, diet rendah garam memiliki efek yang baik dan buruk yang menyebabkan diet tersebut tidak terlalu berpengaruh. Sehingga diet tersebut memiliki efek yang relatif kecil terhadap perkembangan penyakit," kata peneliti Dr. Niels Graudal, dari Copenhagen University Hospital, Denmark seperti dilansir dari FoxNewsHealth.
Penelitian tersebut membuat banyak pihak bertanya-tanya mengenai manfaat jangka panjang diet rendah garam. Tinjauan dari 7 studi sebelumnya yang telah diterbitkan dalam journal the Cochrane Library menemukan pengurangan konsumsi garam tidak menurunkan risiko penyakit jantung.

"Rekomendasi tersebut seharusnya tidak pernah ada, karena tidak ada ilmu pengetahuan cukup untuk menunjang argumen tersebut," kata Dr. Graudal.

"Temuan tersebut jelas memerlukan penelitian lebih lanjut, karena terlalu cepat untuk menghapuskan rekomendasi diet rendah garam," kata Dr. Jochen Reiser, seorang profesor di University of Miami Miller School of Medicine.

Dr Graudal dan rekannya telah mengkaji data dari 167 studi di mana peserta secara acak diinstruksikan untuk melakukan diet rendah garam dan diet tinggi garam. Rata-rata, peserta diamati perkembangannya selama setidaknya 4 minggu. Para peneliti hanya melihat efek kecil dari diet rendah garam pada tekanan darah.

"Efek tersebut paling signifikan untuk orang dengan hipertensi, diet rendah garam mengurangi tekanan darah mereka sebesar 3,5 persen. Namun, diet rendah garam menyebabkan peningkatan 2,5 persen pada tingkat kolesterol dan peningkatan 7 persen pada trigliserida. Selanjutnya, juga menyebabkan peningkatan hormon yang mengatur kadar garam tubuh, yang akan menyebabkan tubuh untuk mempertahankan garam, sehingga garam tidak dibuang bersama urin," kata Dr. Graudal.

Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam American Journal of Hypertension pada 9 November 2011. Rata-rata orang Amerika mengonsumsi 3,5-5 gram garam (natrium) per hari. American Heart Association mengeluarkan pedoman diet rendah garam terbatas pada 1,5 gram sehari.

"Temuan tersebut menunjukkan bahwa, perlu ditinjau kembali bahwa diet rendah garam sangat bermanfaat. Namun, studi tersebut memiliki keterbatasan. Para peneliti mendefinisikan diet rendah garam dengan batasan kurang dari 2,3 gram garam per hari. Hal tersebut masih menunjukkan jumlah yang tinggi dari garam. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki apakah diet rendah garam mungkin memiliki manfaat yang lebih bagi kesehatan. Selain itu, penelitian harus menguji efek dari diet rendah garam selama lebih dari 4 minggu," kata Dr Reis