Minggu, 04 Desember 2011

Kecanduan Rokok Juga Dialami Orangutan

img
Shirley (dok: Youtube)
Johor, Seekor orangutan di sebuah kebun binatang mengalami kecanduan rokok gara-gara meniru kebiasaan para pengunjung. Agar kesehatannya tidak terganggu karena sering menghisap racun dalam asap rokok, orangutan tersebut terpaksa harus dikarantina.

Shirley, seekor orangutan berjenis kelamin betina mendapatkan rokok dari pengunjung yang senang melemparinya dengan rokok yang sudah menyala. Rokok dari pengunjung buru-buru diambilnya, lalu dipegang dengan 2 jari dan dihisapnya dengan gaya persis seperti orang merokok.

Tidak diketahui pasti kapan orangutan yang menghuni kebun binatang Johor di Malaysia itu mulai merokok. Yang jelas pengelola kebun binatang akan berusaha menghentikan kebiasaan ini, karena merokok dinilai bukan perilaku yang normal pada orangutan yang sudah berusia 25 tahun tersebut.

Agar tidak ada yang melemparinya lagi dengan rokok, Shirley kini telah dipindah ke tempat karantina di kebun binatang negara bagian Malaka. Rencananya dalam waktu dekat, ia juga akan dilepas ke habitat aslinya di salah satu hutan tropis di Pulau Kalimantan.

"Saya akan katakan Shirley tidak kecanduan. Dia mungkin hanya terbiasa menirukan kebiasaan orang-orang yang merokok di sekitar kandangnya," ungkap Ahmad Ashar Mohammed, direktur Kebun Binatang Malaka seperti dikutip dari Medicalnewstoday.

Pengelola kebun binatang memang mengaku tidak melihat tanda-tanda kecanduan pada Shirley, misalnya sakaw jika seharian tidak mendapat rokok. Perilakunya tetap normal dan nafsu makannya juga tidak menurun seperti yang dialami para perokok breat.

Dugaan bahwa Shirley mengalami kecanduan rokok justru diungkap oleh sebuah kelompok aktivis dari Inggris, Nature Alert. Para aktivis mengatakan, orangutan tersebut menjadi agak pemarah jika tidak merokok dan mood atau suasana hatinya jadi sangat mudah berubah sejak mengenal rokok.

Sejauh ini belum banyak ilmuwan yang meneliti efek buruk asap rokok terhadap kesehatan orangutan. Jika pada manusia bisa menyebabkan kanker, impotensi, gangguan kehamilan dan janin, kira-kira apakah risiko yang sama juga akan terjadi pada orangutan ya?