Minggu, 04 Desember 2011

Ganja Tingkatkan Risiko Gangguan Jiwa

img
(Foto: thinkstock)
London, Penggunaan ganja secara terus menerus tidak hanya membuat orang kecanduan tetapi juga merusak otak dan tubuh. Ganja juga meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan jiwa.

Para ahli memperingatkan bahwa remaja atau dewasa muda yang menggunakan ganja memiliki risiko lebih besar mengalami psikosis, yaitu istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mengalami putus hubungan dengan realitas, biasanya sering mengalami delusi dan halunisasi.

Hubungan antara ganja dan psikosis telah lama diperdebatkan dan hal ini mendorong para penggunannya untuk dapat lepas dan menyembuhkan diri dari efek ganja.

Untuk mempelajari lebih jelas, peneliti telah mempelajari dan memeriksa data lebih dari 1.900 orang yang berusia 14 sampai 24 tahun pada awal studi. Studi ditindaklanjuti hingga delapan tahun kemudian untuk menilai hubungan antara penggunaan ganja dan gejala psikotik.

Hasilnya, orang yang bukan pengguna pada awal studi dan kemudian menjadi pengguna selama masa studi, memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala psikotik nantinya.

Sedangkan pada orang yang sudah menggunakan ganja sejak awal studi dan terus melanjutkannya hingga akhir studi, juga mengalami peningkatan risiko psikotik.

"Penggunaan ganja adalah faktor risiko bagi pengembangan insiden psikotik," jelas Sir Robin Murray, profesor studi psikiatri di Institute of Psychiatry, London, seperti dilansir Independent.

Menurut Prof Murray, studi ini memberikan informasi tentang bukti-bukti yang sudah cukup padat bahwa penggunaan ganja secara terus menerus dapat meningkatkan risiko gejala psikotik.

"Studi ini adalah salah satu dari 10 studi prospektif yang semua menunjuk dalam arah yang sama," lanjut Prof Murray.

Singkatnya, jelas Prof Murray, studi ini menambah data lebih lanjut untuk bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan ganja merupakan penyumbang dari psikosis seperti skizofrenia (penyakit gila).

"Ini adalah laporan yang menarik dan berpotensi penting oleh tim peneliti. Ini menawarkan lebih banyak bukti bahwa penggunaan ganja merupakan faktor risiko untuk psikosis, serta merekomendasikan pendekatan yang hati-hati dan bijaksana untuk undang-undang ganja," jelas Peter Kinderman, profesor psikologi klinis di University of Liverpool.

Hasil studi ini telah diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ).