Selasa, 27 Desember 2011

Kegiatan Alternatif Mengisi Libur Sekolah


liburan-sekolah

Dalam minggu-minggu ini bertepatan libur sekolah hari raya Natal dan Tahun Baru. Biasanya musim liburan sekolah begini diisi dengan kegiatan studi tour atau jalan-jalan ke tempat-tempat hiburan atau bisa juga ke tempat-tempat bersejarah, ke pantai atau ke gunung dan sebagainya.

Kalau kita perhatikan kalender sekolah, rasanya cukup banyak waktu libur sekolah dalam kurun waktu 1 tahun. Apabila kurang pandai memanfaatkan waktu liburan tersebut, tentu waktu sekian lama itu terbuang percuma tanpa nilai produktivitas sama sekali. Mungkin bagi para siswa jadi malas membuka-buka buku pelajarannya selama liburan.

Melalui tulisan singkat ini, saya mengusulkan sebuah kegiatan alternative untuk mengisi waktu liburan sekolah tersebut. Memang usulan ini kiranya bukan hal baru lagi. Karena beberapa tahun yang lalu, khususnya bagi para siswa-siswi muslim waktu liburan sekolah begini biasanya diadakan kegiatan Pesantren Kilat di sekolah. Akan tetapi akhir-akhir ini sepertinya kegiatan Pesantren Kilat ini sudah tidak terdengar lagi.

Menurut saya, Pesantren Kilat yang biasanya diadakan di sekolah-sekolah, sepertinya kurang memberi warna pendidikan akhlak sebagaimana yang kita harapkan bersama. Hal tersebut kemungkinan adanya beberapa penyebab antara lain:

1. Anak-anak merasa terpaksa mengikuti karena takut tidak mendapat nilai bagus untuk pelajaran Agamanya.

2. Metode penyajiannya ceramah dari para ustadz atau ustadzah, sehingga tidak ada bedanya dengan metode belajar Agama waktu sekolah.

3. Waktunya kurang intensif, biasanya dari pagi sampai siang/sore dan hanya memakan waktu 2 atau 3 hari saja.

4. Kurangnya praktek langsung atau pengamalan dari pelajaran yang diserapnya dalam kehidupan sehari-hari.

Nah, yang saya usulkan sebenarnya juga model Pesantren Kilat, tetapi tempatnya bukan di sekolah melainkan di masjid-masjid. Juga waktunya minimal 3 x 24 jam di masjid dan tidak boleh pulang ke rumah (baik para ustadz-nya maupun para siswanya). Suatu misal setiap masjid cukup kita taruh 10 – 15 siswa, dan waktunya diatur secara bergiliran dengan siswa yang lain. Kalau toh selama musim liburan belum mencakup semua siswa, boleh kita lakukan minimal sebulan 1 hari pada hari libur sekolah (hari Minggu).

Mengapa Pesantren Kilat mesti diadakan di masjid? Pertimbangannya antara lain:

1. Waktu belajarnya lebih intensif dan para siswa langsung bisa mempraktekkan pelajaran yang diterimanya.

2. Materi pelajaran yang disampaikan, mulai bangun tidur sampai tidur kembali meliputi antara lain dzikir, sholat, membaca Al Qur’an, sholat-sholat sunat, sholat berjamaah, do’a-do’a dan lain-lain.

3. Pada malam hari para siswa bisa langsung dilatih untuk melaksanakan sholat sunat Tahajud, dan sholat sunat lainnya.

4. Para siswa bisa dilatih untuk menjadi penceramah, yaitu dengan membaca taklim. Jadi narasumber bukan dari para ustadz saja, tetapi para siswa pun dilatih untuk berani tampil berceramah di depan jamaah masjid.

5. Para siswa dilatih dan mempraktekkan sunah bersilaturahmi ke sesama muslim di sekitar masjid.

6. Dengan belajar dan berlatih secara intensif mengamalkan ajaran agama Islam, insyaAllah akan terwujud akhlak mulia setelah mengikuti Pesantren Kilat ini.

Itulah sekilas usulan saya, semoga menjadi bahan renungan bagi kita semua demi terwujudnya akhlak mulia para generasi muda kita. Amin ya Robal ‘alamin.