Kegemukan menjadi momok bagi sebagian orang karena bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Secara spesifik, ternyata hal ini terkait bentuk dan area timbunan lemak pada perut.
Menurut para ilmuwan, timbunan lemak perut dapat melipatgandakan risiko kematian akibat penyakit jantung dan stroke. Seperti dilansir dari laman Daily Mail, sebuah penelitian pada hampir 16 ribu pasien jantung koroner, menemukan bahwa timbunan lemak perut bisa sangat berbahaya. Efeknya sama seperti merokok dan kadar kolesterol pasien cenderung tinggi.
Penemuan ini menambahkan bukti bahwa masalah pada jantung dan pembuluh darah tidak hanya terkait dengan seberapa gemuk seseorang. Tetapi juga, letak timbunan lemak. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa timbunan lemak pada perut dan pinggang yang berbentuk seberti buah apel memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung. Hal ini jika dibandingkan dengan timbunan lemak di perut dan pinggang yang berbentuk seperti buah pir.
Para peneliti di Mayo Clinic, Minnesota, meneliti dari 15.923 pasien dengan penyakit jantung koroner. Mereka menemukan bahwa orang-orang dengan lemak di pinggang berisiko dua kali lebih besar meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Dalam The Journal of the American College of Cardiology, Dr. Francisco Lopez-Jimenez menyatakan bahwa lemak di sekitar pinggang lebih aktif secara metabolik.
"Hal ini memicu perubahan pada kolesterol, tekanan darah, dan gula darah. Namun, orang yang memiliki timbunan lemak di sekitar paha dan bokong tidak menunjukkan peningkatan risiko," katanya.
Dokter sering menilai risiko penyakit jantung koroner dengan melihat indeks massa tubuh pasien. Indeks massa tubuh hanya didapatkan dari perbandingan berat dan tinggi tubuh.
Tetapi para peneliti menyarankan, pasien dengan penyakit jantung yang memiliki indeks massa tubuh normal untuk mengurangi berat badan jika memiliki pinggang besar.