Senin, 09 Mei 2011

Deteksi Anak Sehat Lewat Kontak Mata

Tertawa dan kontak mata bisa menjadi indikasi awal si kecil memiliki kelainan atau tidak.

ibu dan bayi (inmagine)

Tumbuh kembang anak perlu terus dipantau sejak kelahirannya. Dan para ibu perlu tahu, ada tiga faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak. Mulai dari nutrisi, genetik dan lingkungan. Namun stimulus atau rangsangan juga sangat dibutuhkan selain tiga faktor utama.


Rangsangan yang baik dan tepat bisa sangat mendukung perkembangan si kecil agar lebih optimal. Namun, jika rangsangan secara maksimal telah diberikan, namun tak ada respons balik yang ditunjukkan oleh anak, hati-hati, ini bisa menjadi tanda bahaya dalam perkembangan anak.

Tertawa dan kontak mata bisa menjadi indikasi awal si kecil memiliki kelainan atau tidak. Hal ini terkait dengan perkembangan sosial dan kemandirian anak. Untuk itu perhatikan pola respons anak ketika Anda memberi rangsangan padanya.

“Kontak mata dan tertawa adalah respons awal yang bisa ditunjukkan oleh si kecil. Jika tidak ada kontak mata dan jarang tertawa, takutnya ini adalah gejala autis,” kata Spesialis Anak, dr Attila Dewanti SpA dari Brawijaya Woman and Children Hospital.

Jika ingin melakukan deteksi dini untuk mengetahui adanya kelainan pada anak, bisa dilakukan dengan permainan cilukba. Jika anak tak menunjukkan respons, minimal tertawa, hingga usia sembilan bulan, para ibu perlu waspada dan segera melakukan konsultasi pada dokter.

Perkembangan motorik kasar pada anak juga perlu dipantau. Jika saat usia satu tahun anak belum bisa duduk, hati-hati, mungkin ada perkembangan motorik anak yang terganggu. Selain perkembangan motorik kasar, perkembangan motorik halus pun harus diperhatikan. Ini biasanya berhubungan dengan kemampuan jari.

Bayi baru lahir kondisi tangannya biasanya selalu mengepal, itu normal. Tapi, saat usia dua bulan, tangannya harus sudah terbuka. Tiga bulan harus bisa memegang mainan. Lima bulan sudah pandai memegang mainannya sendiri, dan saat usia sembilan bulan jariya harus bisa mengimpit.

“Saat usia tiga tahun, si kecil harus bisa mengancingkan bajunya sendiri, merangsang kemampuan jari sangat bermanfaat agar nantinya si kecil mudah belajar menulis dengan menggunakan pensil atau pulpen,” katanya.

Dr Atilla menambahkan, untuk mengetahui perkembangan kognisinya, si kecil bisa dirangsang dengan memberikan mainan sesuai jenis kelaminnya. Biasanya anak usia satu tahun sudah bisa bermain.

Sebagai rangsangan awal, letakkan benda di bawah karpet, jika dia sudah tertarik untuk mencari-cari barang dan mengutak-atiknya berarti perkembangan kognisinya baik. Untuk mengajarkan bicara padanya, Anda pun bisa memulai dengan terus mengajaknya berbicara sejak masa kelahirannya.

Dan, untuk mencapai tumbuh kembang anak optimal, jangan pernah lupakan pemberian ASI di masa kelahirannya, minimal selama enam bulan. Berikan nutrisi lengkap dan seimbang serta berikan rangsangan sejak dini. “Jangan lupa pantau terus tumbuh kembangnya dengan mengukur berat badan, tinggi badan, dan ukur perkembangan lingkar kepalanya serta berikan imunisasi.”