Selasa, 31 Mei 2011

Agar Anak Tak Terjerat Prostitusi di Facebook

Agar anak bisa aman dari kejahatan dunia maya, ini langkah-langkah yang bisa dilakukan.

Online bersama anak (techherald.com)

Maraknya bisnis prostitusi yang mengincar gadis belia makin merajalela. Apalagi, para pelaku tindak kejahatan banyak memanfaatkan facebook dan situs jejaring sosial lainnya sebagai cara untuk menjajakan para gadis di bawah umur, yang kebanyakan korbannya adalah siswa SMP dan SMU.


Jika Anda memiliki anak usia ABG, ada langkah-langkah yang perlu dilakukan agar anak tak terjerat bisnis prostirusi lewat jejaring sosial. Simak tips Psikolog dan Pemerhati anak, Dr Seto Mulyadi berikut ini:

Bagi pria yang akrab disapa Kak Seto ini melarang anak bermain Facebook memang sangat sulit. Namun, agar mereka bisa aman dari kejahatan dunia maya, orangtua harus ikut berperan.

"Menjalin komunikasi yang efektif pada anak sangat penting dan jangan pernah anggap sepele. Jangan hanya tegur anak saat nilai rapornya buruk," katanya.

Menanyakan hal-hal selain perkembangan nilai dan pendidikannya juga perlu dilakukan. Menanyakan aktivitas hariannya, bagaimana teman sekolahnya, apa saja yang dilakukannya di sekolah dan lain sebagainya membuat anak bersikap terbuka pada orangtua. Dengan jalinan komunikasi yang akrab antara orangtua dan anak, bisa mencegah mereka melakukan hal-hal menyimpang.

"Termasuk mencari tahu dan menanyakan, apa saja yang ia lakukan jika bermain Facebook. Lakukan aksi 'detektif kecil-kecilan' untuk mengetahui siapa saja teman Facebook-nya. Apakah usia mereka sama atau lebih dewasa," katanya.

Menurutnya, banyak anak yang lebih senang mencurahkan isi hati serta uneg-unegnya lewat jejaring sosial seperti Facebook. Dan kebanyakan mereka yang menjadi korban pelecehan lewat Facebook adalah, anak-anak yang memiliki hubungan kurang baik dengan orangtuanya.

"Jadi, jangan heran jika banyak anak-anak yang lari ke Facebook dan menjadi korban. Kebanyakan anak enggan bercerita pada orangtua tentang berbagai masalahnya karena takut dicemoohkan, tidak diperhatikan, dan memang karena tidak dekat dengan orangtua."

Jika anak dan orangtua menjadi sahabat, dan bisa saling terbuka satu sama lain, semua masalah yang datang akan mudah dihadapi, termasuk ketika menjadi korban kejahatan dunia maya.