Mengetahui tipe gaya asuh akan memudahkan ibu mengoptimalkan potensi anak.
Memberikan stimulasi dan nutrisi yang tepat pada anak bermanfaat untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Namun, gaya asuh orangtua terhadap anak tak kalah penting bagi pertumbuhan dan perkembangan buah hati.
Kini, para ibu bisa mengetahui kecenderungan cara asuh buah hati lewat analisis sidik jari. Inovasi ini diharapkan membuat para ibu dapat mengkombinasikan gaya asuhnya dengan potensi alamiah anak.
Analisis sidik jari sebelumnya dikembangkan untuk mengetahui gaya belajar, soft skill, gaya eksplorasi, dan potensi bakat pada anak. Dan kini, para ibu bisa mengetahui bagaimana pola asuh dominannya yang diterapkan pada anak sehari-hari.
"Ini terjadi karena ibu belum mengetahui gaya asuh diri mereka sendiri, meski sudah mengetahui potensi dan gaya belajar anak,” kata Efnie, dalam acara 'Inovasi Sidik Jari Cerdas Frisian Flag 2011'.
Dari hasil analisis sidik jari, bisa diketahui beberapa gaya asuh ibu terhadap anaknya:
Tipe alamiah (nature)
Pola asuh orang tua dengan tipe ini biasanya mengikuti alur perkembangan anak apa adanya tanpa ada batasan-batasan yang tegas. Kelemahan pola asuh orangtua dengan tipe ini biasanya akan sulit untuk memutuskan pilihan yang tepat untuk anak.
Tipe Nurturing
Pola asuh seperti ini biasanya menandakan tipe ibu yang senang memberi batasan atau pola pengasuhan-pengasuhan tertentu. Kelemahan pola asuh seperti ini, jika anak tidak tahan dengan stres yang dihadapi, sementara banyak batasan yang diberikan orangtua bisa memengaruhi kondisi mental anak.
Tipe responsif
Pola asuh seperti ini biasanya dianut oleh ibu yang mudah membuat keputusan yang berhubungan dengan anak. Mudah mengikuti tren tentang perkembangan anak. Padahal belum tentu tren tersebut sesuai dengan gaya belajar, bakat dan potensi si anak.
Tipe analitis
Pola asuh seperti ini biasanya menggambarkan sikap seorang ibu yang memikirkan banyak hal, banyak pertimbangan-pertimbangan untuk anaknya. Kelemahan dari tipe ini biasanya karena terlalu banyak pertimbangan, akhirnya menjadi terlambat mengambil keputusan untuk anak, termasuk dalam hal pilih-pilih sekolah.
“Sebenarnya tipe pola asuh dari orangtua tidak ada yang lebih bagus atau lebih jelek. Hanya saja, jika orangtua sudah mengetahui tipe gaya asuhnya akan lebih mudah untuk menyesuaikan dengan potensi bakat, gaya belajar, kemampuan dan gaya eksplorasi dari anak,” katanya.
Berdasarkan penelitian, sidik jari mulai muncul pada saat janin berusia 13 minggu dan tidak akan berubah hingga pribadi tersebut meninggal dunia. Karena data yang diolah merupakan data biometrik yang sumbernya adalah faktor biologis tubuh, maka sidik jari seseorang bersifat permanen, spesifik dan klasifikatif.