Kamis, 28 Maret 2013

Bahaya Minum Air Tanah Dangkal

img


Jakarta, Punya sumur air sendiri? Berapa kedalamannya? Jika kedalamannya kurang dari 15 meter waspadalah dalam mengonsumsinya. Karena minum air dangkal secara terus menerus berisiko terjadi pengendapan nitrat yang sangat berbahaya bagi tubuh dalam 20 hingga 30 tahun kemudian.

Nitrat adalah senyawa yang banyak dihasilkan dari limbah, baik limbah kotoran manusia, limbah industri atau limbah organik lainnya seperti hasil samping dari penggunaan pupuk pertanian. Senyawa nitrat dapat menahan perembesan air kedalam tanah dan banyak mencemari sumber air dangkal.

Badan lingkungan hidup Amerika Serikat pernah melakukan survei dan menemukan pencemaran bahan nitrat hingga di atas batas maksimum yang aman dikonsumsi (10 ppm) pada lebih dari 50 persen sumber air tanah yang dipergunakan untuk air bersih dan air minum diseluruh Amerika.

Hal itu pula yang ditemukan oleh Dr Ir Heru Hendrayana, ahli hidrogeologis Universitas Gadjah Mada dari studi yang dilakukannya sejak tahun 2000.

"Kesimpulan dari studi tersebut adalah, sudah tidak ada air tanah dangkal di daerah perkotaan yang memenuhi syarat sebagai air minum," ujar Dr Heru.

Menurut Dr Heru, air tanah dangkal yang kedalamannya kurang dari 15 meter sudah banyak dicemari bahan pencemar, mulai dari bakteri, logam berat hingga zat berbahaya seperti nitrat.

"Kalau bakteri saja itu bisa mati dengan direbus atau dipanaskan, tapi yang berbahaya adalah senyawa nitratnya itu," kata Dr Heru.

Nitrat yang masuk ke dalam tubuh bisa menyebabkan risiko penyakit terutama pada bayi. "Ibu-ibu yang sering mengonsumsi air yang mengandung nitrat berisiko melahirkan anak dengan penyakit baby blue. Sedangkan efek jangka panjangnya (20-30 tahun) bagi mereka yang sering minum air mengandung nitrat adalah sesak nafas," kata Dr Heru.

Baby Blue Syndrome banyak menyebabkan kematian pada bayi umur 3 bulan. Nitrat yang masuk dalam tubuh akan berikatan dengan hemoglobin (sel darah manusia) dan akan menghambat darah melepaskan oksigen ke sel-sel tubuh sehingga tubuh akan kekurangan oksigen.

Dampak yang terjadi pada bayi adalah mengalami sesak nafas, seluruh tubuhnya kelihatan membiru dan jika tidak cepat ditolong dapat mengalami serangan jantung dan akhirnya meninggal.

Untuk mengetahui kandungan nitrat dalam air minum cukup sulit apalagi untuk menghilangkannya dari tubuh. "Secara fisik nggak bisa dilihat karena nitrat berwarna bening dalam air," ujar Dr Heru.

Satu-satunya cara untuk menghindari nitrat adalah minum air dari sumber mata air yang benar dan menjaga sanitasi lingkungan.

"Hindari minum air dari air tanah dangkal yang kurang dari 15 meter dan hindari membuat sumur dekat septitank. Sekali sebuah senyawa nitrat masuk dan mengendap dalam tubuh, dibutuhkan 6.000 liter air untuk menghilangkannya," tutur Dr Heru.