Selasa, 03 Mei 2011

Anak Lahir Normal Tubuhnya Lebih Kebal

img
Jakarta, Melahirkan secara normal memang memiliki banyak keuntungan. Selain proses penyembuhannya yang cepat, melahirkan normal membuat bayi mendapatkan bakteri pelindung yang lebih banyak yang membuat tubuh bayi lebih kebal.

Sebuah penelitian menunjukkan anak yang dilahirkan lewat operasi caesar cenderung menderita alergi seperti asma. Hal ini dikarenakan anak-anak tersebut kurang mendapatkan kekebalan alami dari tubuh ibunya karena tidak mendapatkan bakteri menguntungkan saat melalui jalan lahir.

Melahirkan secara caesar biasanya dilakukan karena ada alasan medis tertentu, seperti usia ibu yang sudah terlalu tua, obesitas atau ada komplikasi tertentu yang bisa membahayakan jiwa bayi dan ibunya. Namun saat ini banyak calon ibu yang memilih operasi caesar hanya karena untuk menghindari rasa sakit.

Pada penelitian sebelumnya juga telah ditemukan bahwa bayi yang dilahirkan melalui caesar berisiko dua kali lebih tinggi mengalami alergi makanan, secara signifikan berisiko lebih besar mengalami diare dan peningkatan risiko asma di kemudian hari.

Kesimpulan ini semakin diperkuat dengan hasil penelitian dari University of Puerto Rico dan University of Colorado. Studi ini menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan secara normal memiliki bakteri yang bisa melindungi tubuhnya, bakteri ini didapatkan saat bayi melalui jalan lahir ibunya. Sementara bayi yang dilahirkan secara caesar hanya memiliki komunitas bakteri yang umum di kulit.

Para peneliti percaya banyaknya komunitas mikroba berbeda yang berada pada manusia, maka bisa membantu melindungi orang tersebut dari berbagai penyakit. Dalam studi ini melibatkan 9 perempuan berusia 21-33 tahun dan 10 bayi yang baru lahir.

Bayi-bayi yang ikut serta dalam penelitian ini diteliti selama 24 jam dengan mengambil sampel dari mulut, kulit, leher atas serta ususnya. Tim peneliti kemudian menggunakan teknik sekuensing gen secara bersamaan untuk menganalisa semua bakteri. Ternyata bayi yang dilahirkan secara normal memiliki kemunitas bakteri yang lebih beragam.

"Tantangan selanjutnya adalah melacak bagaimana mikroba ini berkembang dan berubah di dalam tubuh bayi saat berusia lebih dari seminggu, bulan dan tahun-tahun ke depan," ujar rekan penulis Elizabeth Costello, seperti dikutip dari Telegraph.