Selasa, 03 Mei 2011

Sperma Sehat Jadi Rusak Gara-gara 'Protein'

img
Jakarta, Berbagai hal bisa membuat laki-laki menjadi tidak subur atau infertil, bahkan pada laki-laki yang memiliki sperma sehat. Salah satu sebabnya adalah adanya kerusakan pada protein pendamping (chaperone).

Peneliti dari Australia menuturkan bahwa laki-laki dengan sperma yang sehat ada kemungkinan menjadi infertil jika protein pendampingnya rusak. Kerusakan protein ini akan mencegah sperma untuk mengenali sel telur.

Sperma yang masuk akan berenang melalui saluran reproduksi, ketika sperma mulai mendekati sel telur maka protein pendamping ini akan mengawal sperma sampai ke permukaan sel. Pada saat itu sperma memiliki kapasitas untuk mengenali sel telur.

"Jika seseorang tidak memiliki protein pendamping meskipun ia memiliki reseptor di dalam sel, maka ia tidak bisa mengenali reseptor di permukaan sel yang membuatnya sulit mengenali sel telur," ujar Professor John Aitken dari University of Newcastle, seperti dikutip dari abc.net.au.

Aitken menuturkan sekitar 1 dari 20 laki-laki mengalami ketidaksuburan (infertil). Sebagian besar penyebabnya karena tidak menghasilkan sperma yang cukup, tapi ada penyebab lainnya yang membuat sperma kehilangan kemampuan untuk membuahi sel telur.

Dalam studi ini Aitken menggunakan alat spektrometri massa untuk menganalisis struktur protein sperma dari laki-laki yang subur dan tidak subur. Didapatkan protein pendamping yang dikenal HSP2A berada dalam konsentrasi rendah pada laki-laki yang tidak subur. Yang terjadi pada laki-laki tidak subur adalah protein pendamping yang membawa reseptor kompleks tersebut rusak.

"Hasil ini bisa membantu mengembangkan kontrasepsi laki-laki yang baru atau pengobatan infertilitas, misalnya dengan berusaha mengaktifkan protein pendamping tersebut," ungkap Aitken.

Umumnya kualitas dari sperma laki-laki ini akan menurun seiring bertambahnya usia serta adanya risiko penyakit genetik yang menurun. Tingkat kesuburan laki-laki akan mulai menurun ketika menginjak usia 35 tahun ke atas, meskipun penurunannya tidak sedrastis perempuan.