Namun dalam eksperimen Stroop Test ini, kedua peneliti meminta menguji 71 pria dan wanita yang menjadi relawan untuk merespons melalui instant message dari sebuah monitor yang akan memunculkan nama laki-laki atau perempuan. Kemampuan kognitif kaum perempuan rupanya tidak terpengaruh oleh nama laki-laki atau perempuan yang ditampilkan. Sementara kaum pria, meskipun sama sekali tidak terpengaruh oleh nama laki-laki, gagal menunjukkan kemampuan kognitif mereka setelah mendengar nama perempuan. Dengan kata lain, otak mereka tidak berfungsi dalam kapasitas penuh hanya karena mereka mendengar nama "Amanda" atau "Natalie" muncul di layar monitor.
Dalam eksperimen berikutnya, seluruh partisipan diberitahu bahwa seorang pria atau wanita akan mengirim pesan pada mereka melalui instant messenger. Meskipun tidak ada pesan-pesan yang dikirimkan, para pria masih tersipu-sipu, dan gagal lagi dalam uji kognitifnya.
Mengapa reaksi pria sangat berbeda dari kaum wanita? Sulit dijelaskan, namun menurut Nauts, hal ini kemungkinan disebabkan kaum pria cenderung lebih memaknai situasi yang relatif netral dalam konotasi seksual ketimbang kaum perempuan.