Penulis : Qisthi Jihan Fotografer : M. Ifran Nurdin
Seni keramik bahan dasar utamanya adalah tanah liat yang merupakan salah satu unsur alami. Seniman Nia Gautama menekuni material alami menjadi gubahan seni yang memberi nilai ekonomis.
Karya-karya Nia yang berbentuk tiga dimensi tetap mengusung konsep alamiah. Tanah liat yang mudah dibentuk, ini memiliki sifat yang harus dipelajari, termasuk cara pembahasan yang harus tepat. Proses pembentukan tanah liat sampai menjadi suatu karya melalui beberapa tahap, mulai dari tahap pemilihan tanah liat yang kalis dan tidak berpasir, tahap pembentukan, tahap pewarnaan sampai dengan tahap pembakaran. Dalam karyanya, Nia menggunakan bahan pewarna sesedikit mungkin karena ingin memunculkan warna natural dari tanah liat. Sebagai bahan campuran pembuatan keramik Nia menggunakan tembaga, kapas, kayu, daun-daunan dan batu-batuan yang menjadi elemen dekoratifnya.
Meskipun latar belakang pendidikan Nia adalah sarjana ekonomi, dunia seni selalu menarik perhatiannya dan mendorongnya untuk terus berkarya dalam dunia seni keramik. Saat ini Nia mulai merambah ke dalam dunia seni keramik kontemporer, bukan karena ingin mengikuti tren tetapi Nia ingin terus mengembangkan imajinasinya lewat karyanya. “Seniman seharusnya mampu berpikiran kritis memikirkan perbaikan kehidupan masyarakat dan pesan apa sebaiknya yang akan disampaikan kepada masyarakat, sebagai tekad untuk terus menghasilkan suatu karya yang berkualitas,”ungkapnya.
Nia pernah mengadakan pameran tunggal pada tahun 2008 di Bentara Budaya Jakarta. Pameran ini menampilkan karya tiga dimensi yang terinspirasi dari rumah rayap. Karya ini berupa gumpalan tanah liat yang berbentuk silinder dan mengerucut setinggi 150 cm sampai 2 meter yang dibiarkan mengeras dan mengering secara alamiah tanpa pembakaran. Konsep rumah rayap ini dikembangkan oleh Nia menjadi sebuah karya baru berjudul Rose Sweet Rose.
Ketekunan Nia dalam menggeluti dunia seni keramik membawanya untuk tampila dalam pameran internasional yang diadakan di Taiwan oleh Taipei Country Yingge Ceramics Museum. Pameran yang bertema The Ceramic Road of Southeast Asia yang berlangsung dari tanggal 17 Oktober s.d. 28 Februari 2010 ini menampilkan tiga karyanya yang berjudul Rose Sweet Rose, Flip Up Your Wings and Fly,dan Lets Take a Bath. Pada pameran ini Nia berkesempatan mendemontrasikan pembuatan keramik dan menjadi salah satu pembicara dengan topik seni keramik kontemporer Indonesia.
Lewat karyanya, Nia ingin menyampaikan adanya fenomena alam yang dipadukan dengan pemikiran-pemikirannya yang kritis. Nia selalu berusaha mengikuti perkembangan zaman dengan mengakomodasi pola pikir masyarakat yang semakin kritis dan cerdas. Dengan demikian Nia berharap karya-karyanya dapat diterima oleh masyarakat. Melalui karyanya, Nia juga berharap dapat memajukan dunia seni Indonesia terutama seni keramik sekaligus dapat merambah dunia internasional.