oleh: Rasantika M. Seta
Langit tampak jelas kala dipandang dari sofa di dalam rumah. Itu terjadi karena atap ruangan terbuat dari kaca. Siang hari Anda bisa mandi cahaya, kalau malam atap bertabur bintang.
Ruang dengan bukaan besar memang bisa mengurangi privasi. Bayangkan, bagaimana perasaan Anda ketika sedang bersantai di ruang keluarga, diintip orang dari luar rumah? Betapapun pasti muncul perasaan risih atau malu. Namun bagi keluarga pemilik ruang keluarga ini, hal tersebut tidak menjadi masalah. Ruang dengan bukaan besar justru favorit mereka. Bahkan beberapa ruang yang menuntut privasi, memiliki bukaan besar. Salah satu contohnya, ruang keluarga.
Sebagian dinding ruang keluarga memakai unsur kaca. Deretan jendela kaca berada di sisi barat ruangan. Di atas area jendela ada skylight seluas 20m2. Kombinasi skylight dengan jendela kaca membuat ruang seluas 24m2 ini amat terbuka. Suasana begitu terang pada siang hari.
“Bahkan sewaktu rumah baru selesai diba-ngun, intensitas cahaya ke ruangan ini terlihat berlebihan,” kata Rianto Wibisono, kontraktor pembangunan rumah. Ini terjadi bukan karena kesalahan desain, melainkan pada pemilihan material. Seharusnya skylight menggunakan kaca gelap sehingga dapat meredam intensitas cahaya ke dalam ruang. Pemilihan kaca bening adalah agar intensitas cahaya yang masuk besar. “Kami enggak sangka kalau efeknya menjadikan ruang terlalu terang dan panas,” jelas Rianto.
Namun arsitek Idris Samad jeli dalam mendesain rumah ini. Walau ruang keluarga memiliki bukaan besar, tingkat privasi masih bisa dipertahankan. Sang arsitek merancang adanya skylight dan pagar tembok di sekeliling rumah. Pagar inilah yang membatasi pandangan orang ke dalam rumah.