Rabu, 02 November 2011

Kurang Minum Picu Tekanan Darah Tinggi?

Minum air kurang dari dua gelas sehari berkaitan dengan kondisi pra-diabetes.


Air putih (Corbis)

Kebutuhan asupan air masing-masing orang berbeda, namun umumnya dokter menganjurkan minum air dua liter atau delapan gelas sehari. Studi terbaru menemukan, orang yang minum air kurang dari dua gelas sehari lebih mungkin mengembangkan penyakit tekanan darah tinggi.

Ketika kadar gula dalam darah tinggi namun belum mencapai level diabetes, dokter menganggapnya sebagai kondiri pra-diabetes. Artinya, orang bersangkutan berisiko mengembangkan penyakit tersebut.

Dalam sebuah riset terbaru, orang dewasa yang hanya minum setengah liter air atau kurang dari dua gelas setiap hari lebih mungkin untuk mengembangkan tingkat gula darah dalam kisaran pra-diabetes, dibandingkan orang yang minum lebih banyak air. Namun, peneliti juga belum menyimpulkan bahwa hanya meminum air putih dapat mengurangi risiko diabetes.

Peneliti senior Lise Bankir, dari lembaga penelitian nasional Perancis INSERM menyatakan, hormon yang disebut vasopresin bisa jadi merupakan potongan yang hilang (missing link) dalam penelitian.

Vasopresin -dikenal sebagai hormon antidiuretik- membantu mengatur retensi air tubuh. Ketika kita mengalami dehidrasi, kadar vasopresin naik, menyebabkan ginjal menghemat air. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa tingkat vasopresin lebih tinggi juga dapat meningkatkan gula darah.

Terdapat reseptor vasopresin dalam hati, yang juga memproduksi gula dalam tubuh. Studi menunjukkan, orang sehat yang mendapat suntikan vasopresin mengalami lonjakan gula darah.

"Ada argumen yang menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan sebab-akibat nyata yang kami temukan," kata Bankir, "tapi ini bukan bukti," katanya kepada Reuters.

Temuan ini didasarkan pada 3.615 orang dewasa Perancis yang berusia antara 30-65, dan memiliki tingkat gula darah normal pada awalnya. Sekitar 19 persen mengatakan mereka minum kurang dari setengah liter air setiap hari, sedangkan sisanya minum sampai satu liter atau lebih.

Selama sembilan tahun berikutnya, 565 peserta memiliki gula darah normal, dan 202 orang lainnya memiliki diabetes tipe 2.

Peneliti melihat kaitan antara risiko penyakit darah tinggi dengan tingkat asupan air. Mereka menemukan bahwa orang yang minum sedikitnya dua gelas air per hari, 28 persen lebih rendah mengalami darah tinggi ketimbang mereka yang minum kurang dari jumlah itu.

Meski tak dapat menjelaskan hubungan sebab-akibat, Bankir memperkirakan bahwa orang yang minum air lebih sedikit, lebih mungkin minum minuman manis. Inilah yang dapat menimbulkan kenaikan berat badan dan pemicu naiknya kadar gula darah.

Namun studi juga tidak menjelaskan hal-hal lain, termasuk kebiasaan makan sehat atau kurang sehat. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan korelasi di antara dua hal ini.