Minggu, 20 November 2011

Gunakan Obat Penurun Panas Secara Bijak

demam-anak

Saat suhu tubuh meningkat biasanya orang terburu-buru untuk mengkonsumsi obat penurun panas. Begitu majunya ilmu pengetahuan & kemudahan zaman hingga sekarang banyak orang yang merasa dirinya demam lebih sering langsung pergi ke apotek membeli obat penurun panas daripada pergi ke dokter. Fenomena ini kini lazim & lebih sering dijumpai. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa fenomena ini ternyata sangat berbahaya.

Panas atau meningkatnya suhu tubuh ketika demam sebenarnya merupakan hal yang lazim terjadi dan merupakan respon alami terhadap zat pirogen (zat asing di dalam tubuh). Zat pirogen ini meskipun bisa ditimbulkan di dalam tubuh, tetapi lebih sering ditimbulkan dari luar tubuh karena masuknya berbagai macam virus, bakteri, maupun racun.

Panas yang ditimbulkan merupakan proses fisiologis tubuh dan mampu berperanan memacu metabolisme lebih baik & meningkatkan regulasi penangkalan terhadap zat-zat pirogen dengan lebih efektif. Maka bila proses ini dihentikan dengan mengkonsumsi obat-obat penurun panas, kita bisa jadi justru membiarkan zat pirogen tersebut malah makin meluas ke seluruh tubuh. Panas tubuh mungkin terasa segera mereda, tetapi jangan heran jika setelah efek obat penurun panas ini hilang maka tubuh kita akan mulai panas lagi, bahkan mungkin bisa lebih parah daripada sebelumnya. Lalu bagaimana semestinya penggunaan obat-obat penurun panas dengan tepat?

Obat penurun panas telah banyak beredar di pasaran. Begitu mudahnya akses obat ini, dijual bebas bahkan dapat diperoleh tanpa resep dokter. Namun, hal ini malah terkadang menjadi buah simalakama. Pengetahuan masyarakat yang minim menjadikan obat ini terkadang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Satu hal yang cukup penting namun terlupakan: ukur terlebih dahulu berapa suhu tubuh Anda! cermati berapa. Mungkin saja menurut Anda ini sepele, tetapi inilah kunci keberhasilan dalam penanganan demam. Menurut konsultan penyakit tropik infeksi RSUD dr.Moewardi Surakarta, dr.Tatar Sumandjar, Sp.PD-KPTI, pemberian obat penurun panas jangan sekali-kali dilakukan bila suhu tubuh seseorang belum melebihi 38,7°C. Suhu tubuh yang masih di bawah 38,7°C merupakkan respon positif tubuh terhadap zat-zat pirogen dan merupakan proses fisiologis tubuh melawan zat pirogen. Suhu tubuh di atas itu merupakan suhu tubuh patologis. Suhu terlampau tinggi ini akan menghancurkan segala macam protein tubuh, termasuk berbagai enzim penting. Pada kondisi ini bukan keuntungan lagi yang dihasilkan, melainkan penghancuran terhadap tubuh sendiri. Inilah yang musti dicegah dan inilah poin penting peranan dari obat-obat penurun panas.

Maka, cermatilah penggunaan obat-obat penurun panas mulai dari saat ini. Jadikan diri Anda dokter pribadi Anda sendiri. Silahkan ke dokter bila dalam 2 hari panas ternyata tidak juga turun setelah mengkonsumsi obat-obat penurun panas; tentunya sesudah Anda melakukaan pengobatan mandiri sesuai dengan prosedur di atas.