Senin, 28 November 2011

Akali Besaran Ruang dengan Sumbu Diagonal





Agar besaran ruang bisa maksimal, ikuti sumbu diagonal lahan Anda.

Bentuk rumah bisa dibuat bermacam-macam, mulai dari fasad sampai interior rumahnya. Begitu pula dengan arah bangunan, bisa dibuat mengikuti sumbu apa saja, yang dianggap paling baik untuk bangunan itu sendiri. Biasanya keanekaragaman bangunan tersebut disebabkan karena kebutuhan si pemilik. Ini karena rumah adalah tempat untuk hidup sehari-hari, jadi harus dibuat senyaman mungkin.

Begitu pula bila lahan yang Anda miliki tidak bisa dibuat rumah dengan luasan yang cukup untuk menampung seluruh kegiatan Anda, ada satu ide menarik untuk mengakalinya, yaitu dengan memiringkan bangunan sesuai dengan sumbu diagonal lahan.

Memanfaatkan Sumbu Diagonal
Kebetulan lahan yang terletak di kawasan Jakarta Selatan ini berbentuk persegi, sehingga mempunyai sumbu diagonal yang bisa diikuti untuk membuat suatu bangunan rumah tinggal. Meski luasnya sudah cukup besar, yaitu sekitar 600 m2, karena lahan ini terletak di hoek, maka ada dua sisi lahan yang akan terpotong oleh GSB (Garis Sempadan Bangunan). Oleh karena itu, luas lahan yang tersisa dirasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga ini, yang membutuhkan luas bangunan sekitar 500 m2.

Untuk mengatasi kekurangan lahan ini, maka Adi Dewanto dan tim Papyruz, yang dipercayai mendesain rumah ini, membuat bangunan yang mengikuti sumbu diagonal lahan. Dengan mengikuti sumbu miring ini, otomatis luas bangunan ke samping akan bisa diperbesar, sehingga luasan bangunan yang diharapkan bisa tercapai.

Selain untuk mengakali luasan bangunan, secara tidak langsung bangunan yang dimiringkan 45 derajat ini justru mendapatkan cahaya matahari secara maksimal. Terutama ruang-ruang yang memang perlu banyak sinar, sehingga penerangan buatan tidak diperlukan pada siang hari.

Lahan yang Tersisa
Konsekuensi dimiringkannya bangunan sebesar 45 derajat tadi, maka akan ada lahan yang tersisa dengan bentuk yang cukup sulit diolah, yaitu segitiga. Namun tim desainer tak kehilangan akal, lahan-lahan sisa tersebut dimanfaatkan untuk ruang terbuka, seperti kolam dan taman, sekaligus untuk menjaga agar rumah tetap tampak asri.

Kolam renang yang ada di bagian belakang rumah memang bila dilihat mempunyai bentuk yang tak lazim, tapi ini justru menjadi keunikan tersendiri dari rumah ini. Sedangkan lahan yang terkena GSB dijadikan taman dan kolam ikan, juga berfungsi sebagai akses keluar masuk bangunan dari 2 arah.

Rumah Tropis-Modern
Karena si pemilik ingin rumahnya mencerminkan rumah Indonesia, maka dibuatlah desain rumah tropis-modern. Desain ini tercermin dari bentuk rumah secara keseluruhan, serta material yang digunakan.



Ciri khas rumah tropis yang tampak pada rumah ini adalah teritisan yang berguna untuk mencegah tampias dan panas yang terlalu terik masuk ke dalam rumah. Kemodernan rumah ini diperlihatkan dengan bentuk-bentuk sederhana namun dinamis pada rumah ini.




Untuk memperkuat desain rumah tropis, material yang digunakan pun yang berdekatan dengan unsur alam, yaitu batu dan kayu. Dinding luar rumah ini dilapisi dengan batu alam dan batu kali pipih. Sedangkan pagar dan railing tangganya dicat dengan cat khusus, sehingga tampak seperti batu alam besar yang dibentuk. Sebagian dinding pada ruang keluarga menjadi point of interest. Alasan tidak digunakannya batu alam asli untuk beberapa bagian rumah ini adalah agar pondasi rumah tidak menopang beban terlalu berat. Pintu, jendela, dan jalusi semuanya terbuat dari kayu. Dinding pembatas di sekitar kolam renang juga dilapisi oleh batu alam. Pada rumah ini dibuat pula banyak bukaan yang bisa memasukkan banyak udara, sehingga udara dapat terus berganti dengan leluasa. (lia/foto: sis)