Jumat, 18 November 2011
Magnet Bantu Komunikasi Pasien Stroke
Magnet Bantu Komunikasi Pasien Stroke
Merangsang otak dengan magnet dapat meningkatkan ketrampilan bahasa pasien stroke.
stroke
Merangsang otak dengan magnet dapat meningkatkan ketrampilan bahasa pasien stroke. Itu dibuktikan melalui penelitian yang dipimpin Caroline Barwood dari University of Queensland's School of Health and Rehabilitation Sciences.
Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam The European Journal of Neurology tersebut, terjadi peningkatan kemampuan bahasa pada pasien stroke, yang menjalani Transcranial Magnetic Stimulation (TMS).
TMS adalah metode rangsangan yang menyasar aktivitas otak untuk mengatur area terkait perilaku bahasa. Metode dilakukan dengan menempatkan kumparan di kepala yang menggunakan elektromagnetik untuk menginduksi arus listrik berdaya lemah.
Peneliti melibatkan sekelompok pasien yang mengalami stroke dalam rentang satu sampai enam tahun terakhir. "80 persen pasien yang menjalani terapi TMS menunjukkan perbaikan dalam kemampuan bahasa, terutama dalam bahasa ekspresif, yang meliputi penamaan, pengulangan, dan wacana," kata Barwood.
Sementara pasien yang menjalani terapi TMS palsu atau plasebo tidak menunjukkan perbaikan terkait kemampuan bahasa. "Penelitian ini sangat menunjukkan bahwa TMS mungkin metode pengobatan yang sangat berguna dan aman," tambahnya.
Magnet Cegah Serangan Jantung Risiko serangan jantung meningkat seiring kerusakan pembuluh akibat kondisi darah yang terlampau kental. Terlepas obat-obatan pengencer darah yang biasa diresepkan dokter, Profesor Rongjia Tao dari Temple University Michigan menemukan cara mengencerkan darah dengan magnet.
Setelah melakukan uji sampel darah di laboratorium, Tao menemukan bahwa efek medan magnet akan mempolarisasi sel-sel darah merah sehingga saling berhubungan dan membentuk rantai pendek. Karena rantai ini lebih besar dari sel-sel darah tunggal, mereka lebih leluasa bergerak. Dampaknya bisa menurunkan viskositas darah.
"Dengan memilih kekuatan medan magnet yang cocok dan menentukan durasi terapi, kita akan mampu mengendalikan ukuran rantai sel darah yang terbentuk dan otomatis mengendalikan viskositas darah," katanya. "Mendekatkan medan magnet pada pembuluh darah bisa mengurangi kekentalan darah 20-30 persen."