Osteoporosis dan penyakit jantung adalah gangguan kesehatan yang kerap muncul di usia 35 tahun ke atas. Cara terbaik untuk menyiasatinya adalah dengan mencegah gangguan itu sejak dini. Salah satu cara efektif yang bisa dilakukan adalah rajin mengonsumsi vitamin dan mineral yang tepat.
Osteoporosis terjadi akibat berkurangnya massa tulang disertai perubahan struktur dan kualitas jaringan tulang hingga menimbulkan kerapuhan atau patah tulang.
Proses menurunnya kepadatan tulang secara perlahan ini seringkali tidak menimbulkan gejala. Itu sebabnya osteoporosis disebut dengan the silent disease. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi sangat rapuh bahkan hancur, akan timbul nyeri dan kelainan bentuk tulang.
Dunia medis mengenal dua macam osteporosis, yaitu primer dan sekunder. Osteoporosis primer terjadi pada wanita yang telah mengalami menopause (post menopause osteoporosis) dan pada pria usia lanjut (senile osteoporosis). Post menopause osteoporosis terjadi karena berkurangnya hormon estrogen yang bertugas membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang. Gejalanya bisa timbul pada usia 51-75 tahun, meskipun tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk terkena penyakit ini. Sedangkan senile osteoporosis kemungkinan terjadi akibat berkurangnya kalsium dan ketidakseimbangan antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang baru.
Osteoporosis sekunder terjadi akibat kondisi medis dan penggunaan obat-obatan. Misalnya pada penderita gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal, contoh:tiroid dan adrenal, atau mereka yang mengonsumsi obat-obatan jenis tertentu. Minum alkohol secara berlebihan dan kebiasaan merokok dapat memperburuk kondisi ini.
Gejala yang dialami oleh penderita osteoporosis bermacam-macam, seperti merasa nyeri secara tiba-tiba di bagian tertentu pada punggung yang semakin nyeri jika berdiri atau berjalan, juga terbentuk lengkungan pada tulang belakang yang menyebabkan ketegangan otot. Gejala lainnya yang umum terjadi adalah tulang cenderung mudah patah, seperti tulang panggul dan tulang lengan, meskipun karena cedera ringan saja.
Jumlah penderita osteoporosis di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data terbaru dari pusat penelitian dan pengembangan gizi dan makanan Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa 41.7% penduduk indonesia rawan ostoporosis dini (osteopenia) karena kekurangan vitamin D dan kalsium.