Para peneliti dari University of Scranton menemukkan kurma dan buah-buah kering lainnya sangat kaya akan antioksidan yang bernama polyphenol, serta serat. The American Cancer Society menyarankan kita untuk mengonsumsi 20-35 gram serat pangan (dietary fiber) setiap harinya. Dan serat pangan ada yang larut dan tidak larut.
Dimana serat yang membantu proses penceranaan dengan mendorong makanan ke saluran cerna adalah serat yang tidak larut. Sedangkan, serat larut mampu mencegah penyakit jantung dengan menurunkan tingkat LDL atau kolesterol jahat. Tidak hanya itu, serat larut juga bisa menurunkan kadar gula darah, yang ujungnya akan membantu menjaga penyakit diabetes tetap terkendali.
Kurma merupakan asupan energi yang baik, karena setiap butir kurma mengandungan 31 gram karbohidrat. Porsi ini juga termasuk 3 gram serat pangan dan 29 gram fruktosa, glukosa dan sukrosa (gula alami yang mudah dibakar tubuh untuk menyediakan energi). Nilai plus dari kurma adalah, mereka akan memberikan energi tanpa lemak atau kolesterol.
Kandungan potasium dalam kurma juga menyodorkan manfaat bagi kesehatan kita. Tubuh membutuhkan asupan potasium untuk mencegah terjadinya kontraksi otot. Potasium merupakan mineral penting bagi tubuh untuk melindungi otot jantung, serta menjaga kesehatan proses metabolisme tubuh dan memastikan sistem saraf tetap berfungsi dengan baik. Plus, potasium juga mampu membuat tubuh melenyapkan sodium, dan secara otomatis akan menurunkan tekanan darah.
Tubuh tidak bisa menyimpan potasium secara berlebih, dan biasanya akan hilang bersamaan dengan keringat. Dan seperti kita tahu, fungsi hati akan berkurang sejalan dengan bertambahnya usia kita. Jadi, meningkatkan asupan potasium menjadi 400 mg akan membantu kita menurunkan risiko stroke hingga 40%. Dan 100 gram kurma mengandung 667 mg potasium.
Jangan jadikan kurma hanya sebagai ‘hiasan’ bulan Ramadhan saja. Petik manisnya khasiat kurma dengan mengonsumsinya secara rutin setiap hari