Tanpa disadari, kita sudah memasuki era robotika. Teknologi yang berkembang pesat memungkinkan diciptakannya prototype manusia yang dulu hanya kita bisa lihat dalam film-film robot.
Di berbagai belahan dunia, ilmu mengenai robot berkembang, terutama di negara-negara maju. Tak mau ketinggalan, Indonesia juga pun mulai menjajaki ilmu robotika.
Dr Ir Wahidin Wahab MSc. PhD, ketua Asosiasi Robotika Indonesia pun berusaha memasukkan robotika dalam kurikulum di sekolah-sekolah Indonesia pada 29 Januari silam. "Dengan teknologi itu, kita dapat mencerdaskan dan memajukan bangsa ke arah lebih baik."
Robot-robot dibuat untuk membantu aktivitas manusia. Ada beragam robot yang telah dibuat dari robot-robot yang digunakan manusia di pabrik hingga robot prototype manusia yang disebut robot humanoid. Robot humanoid bahkan sudah digunakan sebagai media belajar mengajar di beberapa sekolah di Indonesia, terutama untuk terapi anak-anak dengan autisme.
Saat ini, ilmu robot juga bisa dipelajari anak-anak. Mereka yang sudah memasuki usia sekolah TK hingga SD semakin gemar belajar di World Robotic Explorer (Rumah Robot), Thamrin City, Jakarta. Tercatat sudah ada 100 orang yang menjadi member Rumah Robot ini.
"Robot tidak hanya bisa dibuat orang dewasa, anak-anak mulai dari sekolah TK sudah bisa merakitnya dengan menggunakan perangkat mainan. Asalkan ada kemauan dan kreativitas, mereka pasti dapat membuatnya," ujar Jully Tjindrawan pendiri Rumah Robot.
Selain itu, anak kecil pun dinilai sangat berbakat membuat robot, terbukti dari banyaknya anak Indonesia yang telah menjuarai kontes robot Internasional.
Melalui Rumah Robot dan Asosiasi Robotika Indonesia, ilmu robotika akan makin dikembangkan. Selain itu, untuk lebih memperkenalkan Indonesia dalam kancah robot Internasional, Rumah Robot yang memiliki slogan 'Untukmu Indonesiaku' ini sedang merencanakan kontes robot internasional yang akan diadakan tahun depan di Bali.
