Menurut laporan Supplement pada jurnal kesehatan Addiction, orang yang mengisap rokok mentol atau dikenal sebagai menthols, memiliki tingkat kecanduan lebih tinggi ketimbang orang yang mengisap rokok biasa. Akibatnya, perokok mentol ini akan lebih sulit untuk berhenti merokok.
Laporan Supplement memiliki data dari 11 studi baru tentang laju berhenti merokok di kalangan pengguna rutin rokok mentol dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengguna rokok mentol.
TPSAC (Tobacco Products Scientific Advisory Committee) yang merupakan bagian dari Badan pengawas obat dan makanan Amerika (FDA) memerintahkan untuk meninjau rokok mentol dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.
Tinjauan yang kini sedang berlangsung ini juga melihat efek rokok mentol pada kelompok etnis tertentu dan kalangan anak muda. Pihak berwenang mengatakan ini akan diselesaikan dan diserahkan kepada FDA pada Maret 2012.
Bahan rokok lainnya, seperti anggur, nanas, stroberi dan coklat telah dilarang tahun lalu di Amerika Serikat. Namun rokok mentol yang sejauh ini paling populer, justru tidak termasuk dalam larangan tersebut.
"Rokok mentol paling berdampak pada orang yang baru mulai merokok dan anak muda. Mengingat penyakit luar biasa dan kematian yang disebabkan oleh merokok, mentol membuat racun menyebar lebih mudah," kata Kola Okuyemi, MD, MPH, senior editor Supplement, seperti dilansir Medicalnewstoday.
Menurut beberapa studi, sejumlah anak muda dan keturunan Afrika-Amerika ditargetkan dalam periklanan tembakau. Populasi yang lebih cenderung untuk merokok mentol antara lain:
- Afrika-Amerika
- Perempuan
- Anak muda
- Orang yang menganggur
- Orang dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah
Tidak hanya menunjukkan tingkat keberhasilan berhenti merokok yang rendah pada rokok mentol, laporan juga menunjukkan bahwa ran tertentu yang sangat dominan dengan rokok mentol juga lebih sulit untuk berhenti merokok.