Penulis: Tika Bharly / Fotografer: Ahkamul Hakim
Dewasa ini masyarakat tampaknya semakin terbiasa dengan rumah bertingkat. Adanya keterbatasan lahan menyebabkan rumah-rumah seperti itu kini mulai menjamur di kawasan urban, terutama di kota-kota besar Indonesia.
Rumah ini terletaknya di kawasan perkotaan yang hiruk pikuk dan sangat padat hunian sedangkan luas lahannya termasuk kecil untuk dapat mengakomodasi kebutuhan gaya hidup sebuah keluarga modern. Belum lagi lingkungan sekitarnya yang kurang bersahabat dan kenyamanan dan keamanan yang kurang ideal. Akhirnya rumah tinggal ini dirancang dan dibangun sebagai bangunan gedung 4 lantai. Lantai pertama yang sejajar dengan jalan lingkungan dipakai untuk mewadahi area servis, termasuk garasi dan carport. Terdapat pula sebuah ruangan untuk tempat duduk keluarga serta sebidang halaman-dalam mungil yang dimanfaatkan untuk kelancaran sirkulasi udara dan cahaya. Uniknya, pintu utama dan area foyer justru terletak di lantai dua yang dapat dicapai dengan melewati sejalur sekuens pengantar berupa undakan tangga dan teras sebagai area transisi. Dengan demikian terbentuk alur ruang pintu masuk yang lancar serta terhindar dari hiruk-pikuk sekitar, menuju ke bagian dalam rumah yang nyaman dan menyenangkan. Dari area foyer tersebut kemudian didesain sebuah koridor kaca unik yang mengantarkan langkah menuju ke pantri putih dan area tangga utama yang menghubungkan lantai-lantai bangunan di rumah tinggal ini.
Kemudian terdapat sebuah void melebar di tengah ruangan yang menyatukan dua lantai pertama sebagai pusat area hunian ini. Keberadaan innercourt ini tidak hanya memberikan kesan lebih luas dan lapang, tetapi juga menghasilkan kesinambungan ruangan di lantai satu dan lantai dua yang sama-sama bersifat publik. Hal ini dipertegas desain bukaan kaca yang menerus menuju ke area halaman dalam dan area penggunaan kaca yang dominan sebagai sekat antarruang di lantai dua. Dengan demikian setiap ruangan di lantai satu dan ke lantai dua bukan saja terhubung secara visual tetapi juga berfungsi secara optimal sebagai ruangan-ruangan utama dalam rumah tinggal ini.
Ekspresi Urban Perkotaan
Jika lantai satu dan lantai dua bersifat umum maka lantai tiga dan lantai empat bersifat privat. Lantai tiga mewadahi kamar-kamar tidur sedangkan lantai empat mewadahi area kerja dengan sebidang skylight untuk menunjang pencahayaan alami. Di lantai teratas ini bukaan kaca lebar dimunculkan lagi sebagai aksen sekaligus menghadirkan wajah kota
yang sibuk dan hiruk-pikuk. Karakter itu pula yang kemudian muncul dalam fasad bangunannya. Jika di bagian dalam hunian terwujud rangkaian ruangan ideal sebagai respon terhadap kebutuhan penghuni maka bagian luar bangunan seolah-olah didesain sebagai respons terhadap kondisi dan wajah lingkungan sekitarnya yang ramai, terpolusi dan bising. Untuk itu desain fasadnya terlihat masif dengan peletakan bukaan yang ditarik mundur ke dalam atau ke atas, menjauhi jalan lingkungan yang menjadi sumber kesemrawutan. Ketinggian bangunan empat lantai ini diperhalus dengan desain penutup-luar kontemporer sebagai manipulasi visual yang tidak hanya efektif tetapi juga unik dan berkesan. Untuk pelapisannya digunakan bahan-bahan berwarna netral keabu-abuan, seperti panel aluminium, kaca, metal dan beton yang dapat melebur secara harmonis dengan lingkungan sekelilingnya.
Lokasi: Kediaman di Kebon Jeruk, Jakarta Barat