Kamis, 03 Maret 2011

Benarkah Roti Picu Gangguan Pencernaan

Benarkah Roti Picu Gangguan Pencernaan
Konsumsi roti menimbulkan efek buruk pada beberapa orang yang sensitif terhadap gluten.


Roti Oles Mentega (inmagine.com)

Apakah Anda penggemar roti? Bagi yang gemar menyantapnya sebaiknya waspada. Sebagai makanan berbahan utama gandum, roti mengandung gluten yaitu protein lengket dan elastis yang bisa terdeteksi sebagai racun dalam tubuh.

Konsumsi gluten memang menimbulkan efek buruk pada beberapa orang yang sensitif. Selain alergi, gluten juga bisa memicu penyakit celiac yang ditandai dengan kerusakan usus halus sehingga terjadi gangguan penyerapan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.

Gejalanya penyakit celiac antara lain diare, kram perut. Dalam jangka panjang, bisa memicu kekurangan gizi, dan osteoporosis. Di Indonesia, penyakit tak terlalu populer. Namun, penyakit ini cukup populer di sejumlah negara di Amerika dan Eropa yang biasa menyantap roti sebagai makanan pokok.

Demi membuktikan efek buruk gluten, sejumlah ilmuwan asal Inggris dan Australia melakukan penelitian terhadap 200 pasien yang diminta mengonsumsi sejumlah makanan berbasis gandum seperti roti, dan muffin. Enam hari kemudian, peneliti melakukan tes darah untuk melihat respons sistem kekebalan tubuh mereka.

Hasilnya, 90 dari 2.700 fragmen protein yang membentuk gluten terdeteksi sebagai racun oleh tubuh. "Kupikir roti itu sehat, tapi ternyata justru meracuniku," ujar Dr Bob Alutenderson, salah seorang peneliti yang berbasis di Melbourne.

Selain makanan berbasis gandum seperti mi, pasta, dan biskuit, gluten juga terkandung dalam beberapa jenis serealia lainnya seperti, jewawut (barley), rye, dan juga oats.

Melihat efek buruknya, bukan berarti kita harus menghindari konsumsi makanan mengandung gluten. Mereka yang tak memiliki sensitivitas dengan gluten tak perlu khawatir mengonsumsinya. Sebab, di balik efek buruknya, serealia juga masih mengandung banyak nutrisi penting seperti vitamin, mineral, dan antioksidan.