Minggu, 15 April 2012

Mengapa Emosi Bisa Memicu Rasa Lapar

Pemicunya, ternyata zat kimia pada otak yang memengaruhi emosi kita.


Mengemudi sambil makan (auto123.com)
 
 Dahulu kala nenek moyang kita mungkin makan agar bisa bertahan hidup. Namun kini, ada banyak alasan untuk makan. Bukan hanya karena rasa lapar. Emosi yang memuncak juga bisa memicu rasa lapar yang sangat. Dan emosi itu beragam jenisnya, dari amarah, bosan, depresi, dan sejumlah situasi yang memacu.

Itulah yang menjelaskan, mengapa meski perut tak keroncongan tapi nafsu makan mudah menggebu. Si pemicu itu adalah zat kimia yang bersemayam dalam otak kita dan dari sana menggerakan emosi. Rasa emosi itu juga ikut menentukan kapan kita makan, apa yang dilahap dan seberapa tinggi porsi di piring. Inilah 5 zat yang mendorong hasrat makan itu.
1. Norepinefrin
Merupakan hormon "fight-or-flight". Hormon ini dulu pada nenek moyang membuat mereka membuat keputusan apakah mereka harus melawan predator atau melarikan diri. Fungsi hormon ini, mengatur metabolisme glukosa terutama saat stres. Bisa jadi penyebab makan berlebihan, yang dijadikan pelarian ketika stres.

2. Serotonin
Ini merupakan neurotransmiter atau pembawa sinyal, yang membuat perasaan Anda lebih baik dan bahagia. Tak heran, saat merasakan kebahagiaan Anda kadang ingin merayakannya dengan makan-makan.

3. Dopamin

Hormon satu ni juga pembawa kesenangan dan peka terhadap kecanduan. Bisa membuat Anda kecanduan pada makanan tertentu.

4. GABA
Kependekan dari gamma-aminobutyric acid. Merupakan asam amino yang bisa menurunkan level respon Anda dengan memperlambat reaksi kegelisahan. Saat bosan atau gelisah, inilah yang membuat Anda sibuk mencari cemilan.

5. Nitrat oksida
Senyawa ini membuat perasaan Anda lebih tenang, dengan membuat rileks pembuluh darah.