Minggu, 15 April 2012

Studi: Ada Bahan Kimia Berbahaya di Perhiasan


Berisi bahan timbal, kadmium, kromium, merkuri dan arsen.


Aksesoris bisa membahayakan kesehatan karena mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. 
 
Perhiasan dan aksesoris adalah salah satu penunjang penampilan. Kini, semakin mudah mendapatkan aneka pemanis gaya tersebut. Ada yang eksklusif dengan harga selangit, tapi Anda juga bisa tampil gaya dengan aksesoris dengan harga terjangkau.

Namun, para ahli mengingatkan, aksesoris dengan harga murah bisa membahayakan kesehatan.

Serangkaian pengujian yang dilakukan organisasi nirlaba keamanan lingkungan, Ecology Center, terhadap aksesoris dan perhiasan berharga murah, yang umumnya menyasar konsumen anak dan remaja, menemukan bahan kimia berbahaya di dalam perhiasan.

Bahan kimia yang berpotensi merusak kesehatan antara lain timbal, kadmium, kromium, merkuri dan arsen terdeteksi dalam 99 item yang diteliti dari beberapa toko aksesoris di AS. Pengaruh zat-zat tersebut pada hewan dan manusia termasuk alergi akut, cacat lahir, gangguan belajar, toksisitas hati dan kanker.

Jeffrey Weidenhamer, Ph.D, Profesor Kimia di Ashland University, menggunakan sinar X untuk mengidentifikasi logam aksesoris. Dari 99 item, 25 persen mengandung timbal lebih dari 300 bagian per juta, melebihi batas keamanan produk timbal dalam produk anak-anak.

Kepada CBS, Dr Weidenhamer mengatakan, "Perhiasan murah mudah mencair dan kami menemukan paduan di dalamnya hampir identik dengan bahan yang ditemukan dalam baterai asam timbal mobil. "

Sepuluh persen perhiasan yang diteliti mengandung karsinogen kadmium.
Menurut Dr Weidenhamer, kekhawatiran terbesar, anak-anak sering memasukkan liontin kalung dan cincin dalam mulut sehingga menghilangkan lapisan pelindung tipis perhiasan. "Seiring waktu, paparan kadmium atau timbal akan mencapai level berbahaya", katanya.

Meski sebagian besar produsen mencantumkan bahwa produknya terbuat dari bahan timah yang tak berbahaya, kenyataannya perhiasan berharga murah mengandung bahan kimia berbahaya. Sehingga, Weidenhamer mendesak agar produsen mengganti bahan kimia beracun dengan bahan yang lebih ramah terhadap kesehatan.