Minggu, 15 April 2012

Pecinta Cokelat Cenderung Lebih Ramping

Cokelat mengandung senyawa yang memperbaiki kolesterol darah.


Cokelat memiliki senyawa antioksidan catechin yang sangat kuat. (istockphoto)
 
 Suka cokelat? Pernah merasa bersalah karena menyantapnya? Penelitian baru-baru ini dapat meringankan hati Anda: mereka yang makan cokelat secara teratur justru cenderung lebih kurus dari mereka yang tidak.

Para peneliti di Departemen Kedokteran, University of California, San Diego, menunjukkan hasil studi terbaru mereka yang akan mengubah asumsi bahwa mengkonsumsi cokelat secara teratur akan membuat orang gemuk.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa cokelat menguntungkan konsumsi tekanan darah dan sensitivitas insulin, karena adanya fitonutrien antioksidan seperti cathecin, senyawa yang memiliki antioksidan kuat. Selain itu, cokelat terbukti memperbaiki kadar kolesterol. Namun, karena kalori yang terkandung dalam cokelat, ada kekhawatiran yang terkait dengan asupan tersebut.

Peneliti dari University of California itu berteori bahwa konsumsi cokelat hitam yang tak berlebihan dan teratur akan menetralkan kalori, bahkan mengimbangi kalori tambahan yang dikonsumsi dan menyebabkan penurunan deposisi lemak pada tubuh.

Dikutip dari Atlantic, studi itu melibatkan lebih dari 1.000 pria dan wanita dewasa di San Diego. Tinggi, berat, dan indeks massa tubuh mereka dicatat pada kunjungan awal. Hasilnya, dalam seminggu, mereka yang makan cokelat terbukti punya tubuh lebih kurus daripada mereka yang tidak.

Walau demikian, para peneliti itu tidak dapat mengidentifikasi perilaku yang dapat menjelaskan temuan mereka, misalnya selisih kalori yang dikonsumsi dibandingkan kalori yang dikeluarkan. Penelitian mereka juga tidak dapat menyimpulkan secara langsung bahwa makan cokelat menyebabkan Anda menjadi lebih kurus.