Dunia anak-anak tak lepas dari bermain
dan belajar. Ruang pribadinya pun disesuaikan dengan dunianya itu.
Sana-sini banyak mainan, penuh warna ceria.
Warna kamar anak berbeda dengan warna
kamar tidur orang dewasa. Untuk kamar anak Anda boleh menggunakan
warna-warna primer. Warna primer terdiri dari merah, kuning, dan biru.
Ketiganya dapat merangsang gerak motorik serta perkembangan otak anak.
Meski demikian, ternyata warna-warna primer tidak selamanya “boleh”
diaplikasikan pada kamar anak. Untuk mengaplikasikannya perlu
mempertimbangkan usia anak. Warna primer cocok untuk kamar anak batita
(di bawah tiga tahun). Ini membantu anak mengenal warna-warna dasar.
Namun jika mereka sudah beranjak
besar, misalnya usia 4-11 tahun, kamar sebaiknya menggunakan warna
sekunder dan warna muda. Alasan, agar anak dapat terdorong untuk lebih
tenang.
Apa unsur pembentuk warna pada kamar
tidur anak? Seperti ruang-ruang lain, unsur utama adalah elemen ruang
itu sendiri, yakni plafon, dinding, dan lantai. Satu elemen, misalnya
dinding, boleh diwarnai warna primer. Kemudian gunakan kombinasi warna
dengan yang netral, misalnya putih atau krem. Kombinasi warna ini
sebaiknya tak lebih dari tiga warna. Sebagai contoh, plafon warna putih,
dinding biru, dan lantai warna kayu.
Selain elemen ruang, furnitur, aksesori,
dan aneka mainan anak juga dapat membentuk warna kamar. Furnitur
sebaiknya memiliki warna yang senada dengan warna ruang. Lalu aksesori
pada furnitur ditambahkan sebagai aksen agar tak terkesan polos.
Untuk memberi kesan atraktif, gunakan
aksesori dan mainan anak. Keduanya umumnya memiliki kombinasi warna
primer yang kontras. Warna aksesori dan mainan juga bisa menjadi aksen
pada ruang. Tempatkan pada sudut-sudut tertentu, misalnya pojok meja, di
atas rak, atau di atas meja nakas, agar tampil menonjol.