Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk. Konsep distro berawal pada pertengahan 1990-an di Bandung. Bisnis yang awalnya merupakan idealisme dari perkumpulan anak muda yang senang mendesain pakaian, kini dapat menjadi penghasilan utama bagi mereka. Saat itu, band-band independen di Bandung berusaha menjual merchandise mereka seperti CD/kaset, t-shirt, dan sticker selain di tempat mereka melakukan pertunjukan.
Disain produk yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk luar yang lebih mahal. Sebagian produk lokal ini dapat bernilai lebih dibandingkan dengan produk luar. Kini, industri distro sudah berkembang, bahkan dianggap menghasilkan produk-produk yang memiliki kualitas ekspor. Pada tahun 2007 diperkirakan ada sekitar 700 unit usaha distro di Indonesia, dan 300 diantaranya ada di Bandung. Akan tetapi apakah posisi bisnis tersebut hanya sebuah tren yang sedang terjadi saja? Atau dapatkah menjadi sebuah real bisnis seperti halnya otomotif, restoran, consumer.
Bukti nyata bahwa bisnis ini dapat berkembang hingga sekarang. Oleh karenanya banyak sekali orang yang melirik untuk merambah bisnis distro tersebut. Akan tetapi keberhasilan dari sebuah usaha tidak hanya ditunjang dari segi penjualan, promosi atau kualitas serta kuantitas dari barang yang akan dipasarkan. Tetapi desain interior serta eksterior rruangan dari distro tersebut merupakan factor dasar yang akan menentukan minat pembeli. Jika sebuah distro didesain dengan konsep yang tidak sesuai dengan karakter dari distro tersebut makan akan membuat distro tersebut tidak menarik.
Sebagai contoh Core distro yang dibangun di Wirobrajan sang pemilik menginginkan distro dengan konsep minimalis, maskulin tetapi tetap dinamis sesuai dengan jiwa anak-anak muda sebagai segmen pasar dari distro tersebut. Sang empunya gawe mempercayakan kepada CRuzindo_Artwork untuk mewujudkan keinginanya tersebut. Sebagai hasil akhir, sebuah desain distro dengan konsep seperti yang diinginkan sang pemilik, yaitu minimalis, maskulin serta dinamis. Nampak dari desain eksterior distro tersebut, desain yang minimalis, kokoh, serta dinamis dengan perpaduan warna merah, putih serta hitam.
Dengan disain interior ruangan yang ditata sedemikian rupa sehingga membuat para customer merasa nyaman. Tetap dengan pemakaian konsep serta warna yang sama sehingga tetap serasi antara desain interior serta eksterior ruangan tersebut. Dengan ruangan yang luas serta penataan rak yang sesuai membuat para pengunjung merasa nyaman untuk memilih. Dengan penataan yang artistic serta tetap memegang konsep dinamis membuat distro tersebut menjkadi lebih hidup.