Wanita perokok paling berisiko mengalami menopause dini
Satu dari 20 wanita mengalami menopause dini. Hal ini pun memberi dampak buruk secara langsung pada kesehatan.
Seperti dilansir dari Daily Mail, peneliti dari Imperial College London menyatakan bahwa menopause dini menyebabkan wanita rentan mengalami serangan jantung, stroke dan penyakit tulang di kemudian hari. Sebuah penelitian juga menemukan bahwa banyak wanita berhenti mengalami menstruasi sebelum usia 40 tanpa alasan medis yang jelas.
Sekitar enam persen wanita yang mengalami menopause dini, secara otomatis juga akan kehilangan masa suburnya di usia dini. Meski menopause adalah bagian alami dari proses penuaan, namun ketika terlalu cepat justru bisa menjadi pertanda bahaya untuk kesehatan wanita.
Saat ini, wanita dari kelas sosial terendah hampir tiga kali lebih mungkin untuk mengalami menopause sebelum usia 40 dibandingkan dari dari kelas sosial tertinggi. Penelitian yang dilakukan tim dari Imperial College London ini merupakan salah satu penelitian paling komprehensif yang dilakukan untuk mengetahui lebih jauh tentang efek menopause dini.
Menopause merupakan kondisi ketika pasokan estrogen secara alami menurun dan ovarium kehabisan telur. Kurangnya estrogen menyebabkan wanita kehilangan perlindungan alami terhadap penyakit jantung dan lebih rentan mengalami pengeroposan tulang.
Penelitian ini dilakukan Dr. Rumana Islam, yang melakukan studi dengan Dr. Rufus Cartwright, dengan melihat catatan hidup 5.000 wanita, yang semuanya lahir di Inggris dalam satu minggu yang sama pada 1958.
Mereka menjadi bagian dari penelitian dengan mengikuti 8 kali penelitian. Saat usia mereka mencapai 50 tahun, mereka diwawancara tentang kapan mereka mulai mengalami menopause dan hal apa yang menyebabkan mereka mengalami menopause serta bagaimana kualitas hidupnya setelah hilangnya masa subur.
Menurut peneliti, wanita perokok paling berisiko mengalami menopause dini. Mereka yang memiliki kebiasaan merokok, 7,4 persen telah mengalami menopause sebelum usia 40. Selain wanita perokok, wanita dari kalangan kelas sosial terendah juga paling berisiko.
Hampir seperlima wanita telah memiliki operasi pengangkatan indung telur atau indung telur mereka telah berhenti berfungsi setelah perawatan kemoterapi. Lalu, hampir 6 persen telah mengalami menopause dini, kata Dr. Islam.
Wanita yang mengalami menopause dini, dua kali lebih mungkin mengalami penurunan kualitas hidup. Termasuk, vitalitas yang buruk, fungsi fisik, kesehatan mental, dan persepsi kesehatan yang tak lagi prima seperti saat sebelum mengalami menopause.
Doktor Islam mengungkap kalau ia tidak bisa menjelaskan mengapa menopause dini lebih sering terjadi pada wanita miskin dan wanita perokok, dan juga pada wanita yang mengalami obesitas dan kurang olahraga.
"Tidak hanya menyebabkan osteoporosis, menopause dini juga berisiko tinggi menyebabkan penyakit kardiovaskular berikutnya," katanya.
Untuk itu, Dr. Islam menyarankan para dokter yang melakukan pemeriksaan pada wanita perlu bertanya dan mengedukasi wanita tentang menopause. Termasuk memberikan saran tentang apa langkah yang harus diambil untuk melindungi kesehatan paisen wanita.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat juga menemukan, wanita yang mengalami menopause sebelum usia 46, memiliki dua kali risiko lebih besar terkena masalah kardiovaskular. Hal ini jika dibandingkan dengan wanita yang mengalami menopause normal.